Ikhtiar Menyiapkan Kader Dakwah di Timur Indonesia

Ikhtiar Menyiapkan Kader Dakwah di Timur Indonesia
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Sebanyak 50 santri beriringan melantun ayat-ayat suci sebagai rangkaian dari Wisuda Tahizh dan Nuzulul Qur’an di Desa Bobanehena, Jailolo, Halmahera Barat. Ratusan mata hadirin tampak takjub melihat para santri yang lancar mendaras Al Qur’an.

Memang, sejak gempa akhir 2015 lalu, Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Bobanehena menjadi idola baru anak-anak Bobanehena. Mereka datang bahkan dari desa sebelah. Sofyan Labuha, pengasuh Rumah Tahfizh, terpaksa membuat daftar waiting list ‘santri indent’ akibat tempat yang terbatas.

Selasa (12/6), disaksikan Sultan Jailolo, perangkat pemerintah dan hampir seluruh warga Desa Bobanehena, semua berkumpul memadati pelataran jalan desa untuk menyaksikan wisuda tahfzh. Terlebih, di malam akhir Ramadan ini, Dewan Syariah PPPA Daarul Qur’an KH Ahmad Kosasih turut hadir sebagai penceramah.

“PR kita, sebagai orang tua adalah menjaga agar anak-anak Istiqomah menghafal hingga tuntas,” ujar Sofyan dalam sambutannya.

Bobanehena adalah salah satu kepak dakwah Daarul Qur’an di Indonesia Timur. Kehadiran rumah tahfizh menjadi sarana pendidikan untuk menyiapkan kader dakwah lokal. Anak-anak disiapkan menjadi para penghahafal Qur’an bahkan sejak belia.

Kehidupan di Indonesia Timur yang akrab dengan minuman keras, dan perilaku buruk lainnya menjadi tantangan tersendiri. Hingga warga dan Rumah Tahfizh bekerja keras agar anak-anak kelak menjadi ‘pembaharu’, pemimpin yang kelak akan mewarnai Indonesia dengan Al Qur’an.