Kasih Sepanjang Masa Denta
Ungkapan tanda sayang, seringkali berwujud dalam berbagai bentuk. Berbeda dengan Denta Anggi Dinata (14) yang tak sempat mengatakannya. Kepergian sosok tersayang, membuat Denta harus mengungkapkan setulus cinta kasihnya dalam bentuk lain.
Laju kendaraan PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta berusaha menelusuri kediaman Denta. Rumah berwarna abu-abu menjadi titik pemberhentian PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta sebelum ibu muda berjilbab menjemput kami.
Saat ditemui, Denta berada di rumah budhe yang tak lain adalah wanita berjilbab tadi. Selama ini Denta dirawat oleh budenya setelah kepergian sang ibu pada Desember 2020 silam.
Makam ibu, adalah tempat yang sering ia kunjungi untuk melepas kerinduan. Sosok yang dengan sabar merawat, mendidik dan membesarkan kini hanya tinggal nama saja. Namun, bagi Denta, keberadaan ibunya selalu ada dalam hati. Hanya doa-doa yang selalu terpanjatkan. Karena, satu-satunya perantara komunikasi dengan sang ibu adalah dengan doa.
Denta juga bercerita, “... biasanya rutin ke makam ibu buat doain ibu. Soalnya kalau mau cerita sama ibu kan udah nggak bisa, jadi ya doa aja, ziarah ke makam ibu.”
Empat tahun sebelum kepergian ibu, ternyata ayahnya terlebih dahulu meninggalkan Denta. Hari itu, Denta berkunjung ke makam ibunya. Air mata Denta pun tak dapat berhenti tatkala sudah di depan pusara ibunya.
Sosok ibu bagi Denta adalah orang yang sangat penyayang dan pengasih, meski kadang cerewet. Sedangkan ayah adalah sosok pekerja keras yang tidak mudah menyerah. Kehidupan harus berlanjut meski separuh darah semangatnya telah terhenti karena kepergian orang yang terkasih. Tidak ada yang bisa mencegah kepergian, namun semua orang bisa menyambung pertemuan melalui doa.