Kisah Abu Dujanah: Kejujuran yang Membuat Air Mata Menetes

Salah seorang pahlawan Islam yang memiliki kemampuan tempur luar biasa adalah Abu Dujanah radhiallahu ‘anhu. Di Uhud, ia adalah seorang yang tetap setia menemani Rasulullah saat pasukan Islam kocar-kacir dilanda kekacauan. Ia juga termasuk dalam pasukan yang memerangi Musailimah al-Kazzab. Dan di sanalah, ia menutup perjalan jihadnya dengan gemilang, simak artikel berikut. 

Kisah Abu Dujanah: Kejujuran yang Membuat Air Mata Menetes
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Salah seorang pahlawan Islam yang memiliki kemampuan tempur luar biasa adalah Abu Dujanah radhiallahu ‘anhu. Di Uhud, ia adalah seorang yang tetap setia menemani Rasulullah saat pasukan Islam kocar-kacir dilanda kekacauan. Ia juga termasuk dalam pasukan yang memerangi Musailimah al-Kazzab. Dan di sanalah, ia menutup perjalan jihadnya dengan gemilang, simak artikel berikut. 

Kehati-hatian Abu Dujanah

Abu Dujanah Radhiallahu'anhu sahabat Rasulullah dari suku Khazraj yang membuat Rasul menangis. Selain terkenal gagah berani di medan perang, Abu Dujanah juga merupakan sosok yang sangat protektif terhadap dirinya dan keluarganya terhadap perkara haram.

Suatu waktu, selesai sholat subuh bersama Rasulullah, Abu Dujanah selalu terburu-buru pulang dan tidak mengikuti doa bersama Rasulullah. Karena Rasul heran akhirnya Rasulullah menanyakan hal tersebut kepada Abu Dujanah, “Wahai Abu Dujanah, apakah engkau tidak memiliki permintaan yang perlu engkau panjatkan ke hadirat Allah sehingga engkau sering meninggalkan masjid sebelum aku selesai berdoa?”

Lalu Abu Dujanah menjawab, “Seperti ini ya Rasul, rumah kami berdampingan persis dengan rumah seorang lelaki. Di atas pekarangan rumah milik tetangga kami  terdapat satu pohon kurma menjulang, dahannya menjutai ke arah rumah kami. Tiap angin bertiup dimalam hari, kurma tersebut berjatuhan dan mendarat di rumah kami”

“Betul ya Rasul, kami memang keluarga yang tak memiliki apapun. Bahkan anakku sering kali merasa kelaparan, saat anak kami terbangun, apapun yang mereka lihat psti akan mereka makan. Oleh karena itu, setelah sholat kami bergegas pulang sebelum anak kami terbangun dari tidurnya. Kami kumpulkan kurma tersebut dan mengembalikannya kepada pemiliknya.”

Abu Dujanah kemudian menceritakan bahwa suatu ketika putranya kedapatan sedang memakan kurma yang jatuh dari pohon tetangga, dia berusaha sekuat tenaga untuk mengeluarkan kurma yang dimakan dari mulut putranya.

 “Nak, jangan mempermalukan ayahmu  di akhirat.” Anakku menangis, kedua pasang kelopak matanya mengalirkan air karena sangat kelaparan.

 Ya Rasulullah, sekali lagi kami berkata kepada anakku: “Sampai kamu kehilangan nyawamu, aku tidak akan rela meninggalkan harta haram di dalam perutmu. Aku akan membuang seluruh isi perut dan mengembalikannya bersama tanggal lain kepada pemiliknya yang berhak. 

Mendengar kisah tersebut, Rasulullah SAW pun berlinang air mata dan berjatuhan dengan derasnya. Rasulullah berusaha mencari tahu siapa sebenarnya pemilik kurma yang dimaksud Abu Dujanah. Abu Dujanah juga mengatakan bahwa pohon kurma itu milik orang munafik.

Rasulullah segera berangkat menemui pemilik pohon kurma yang diceritakan Abu Dujanah kepadanya. Lalu Rasul berkata: “Bolehkah kamu menjual pohon kurma itu? Saya akan membelinya dengan harga 10 kali lipat dari harga pohonnya. Pohonnya terbuat dari batu pirus, bertahtakan emas merah, dan badannya terbuat dari mutiara putih. Ada bidadari cantik yang tersedia tergantung banyaknya hari yang ada.”  Rasulullah bersabda persembahan.

"Saya tidak pernah berdagang dengan sistem jatuh tempo. Saya tidak mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan dan ingin dibayar saat ini juga," jawab pria munafik itu.

Tiba-tiba Abu Bakar As- Siddiq datang, "Ya sudah, aku beli dengan sepuluh kali lipat dari tumbuhan kurma milikmu yang jenisnya tidak ada di kota ini (lebih bagus jenisnya)" kata Abu Bakar as-Shiddiq. 

“Ya sudah, aku jual” kata si munafik dengan kegirangan. "Bagus, aku beli," jawab Abu Bakar. Setelah mereka setuju, Abu Bakar menyerahkan pohon kurma itu segera kepada Abu Dujanah.

Si munafik pun kegirangan sembari berujar: "Ya sudah, aku jual."

Abu Bakar menyahut, "Bagus, aku beli." Setelah sepakat, Abu Bakar langsung menyerahkan pohon kurma itu kepada Abu Dujanah.

Rasulullah kemudian bersabda, "Hai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu."

Mendengar sabda Nabi itu, Abu Bakar bergembira bukan main. Begitu pula Abu Dujanah. Sedangkan si munafik berjalan mendatangi istrinya. Lalu menceritakan kejadian yang baru saja ia alami.

"Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku dapat sepuluh pohon kurma yang lebih bagus. Padahal kurma yang aku jual itu masih tetap berada di pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya lebih dahulu dan buah-buahnya pun tidak akan pernah aku berikan kepada tetangga kita itu sedikit pun."

Malamnya, saat si munafik tidur, dan bangun di pagi harinya, tiba-tiba pohon kurma yang ia miliki berpindah posisi, menjadi berdiri di atas tanah milik Abu Dujanah. Dan seolah-olah tak pernah sekalipun tampak pohon itu tumbuh di atas tanah si munafik. Tempat asal pohon itu tumbuh, saat ini rata dengan tanah. Ia keheranan tiada tara.

Hikmah Kisah Abu Dujanah 

Hikmah yang kita petik dari kisah ini adalah kehati-hatian para sahabat menjaga diri dan keluarganya dari makanan yang haram. Kemudian pohon kurma yang berpindah posisi itu adalah salah satu mukjizat Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam yang langsung dirasakan oleh sahabat Abu Dujanah.

Anda bisa berpartisipasi dalam program sedekah penghafal Quran bersama Laznas PPPA Daarul Qur'an. Klik di sini untuk berdonasi. Semoga Allah memberikan kesehatan dan menerima setiap amal ibadah kita. Aamiin.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran