Kisah Ibu Yuli, Korban Selamat Banjir Malang: Mukjizat Allah, Saya Dikasih Kehidupan Kedua
Seperti biasa, setelah mengantar anaknya mengaji Ibu Yuli mengisi aktivitasnya dengan membuat kue pastel. Ia sudah membuat janji dengan kakaknya untuk membuat kue pastel bersama. Namun, hingga menjelang Ashar kakaknya tak kunjung muncul.
"Saya janjian sama kakak itu, persiapan bikin isi pastel, potong wortel, habis sekolah, ya pulangnya Dzuhur," ungkap warga RT3/RW3, Sambung Lor, Bulukerto, Kecamatan Bumiaji ini.
Ketika sedang memotong wortel, banjir bandang datang dan menghanyutkan perabotan masaknya. Nahasnya, ia juga ikut hanyut terseret banjir bandang.
Detiki-detik menegangkan pun terjadi. Ibu Yuli terombang-ambing di derasnya terjangan banjir. Ia terseret arus air hingga 100 meter dan terhenti di ladang.
"Saya keseret arus sekitar 100 meteran, sampai di ladang-ladang situ, saya berusaha naik sekuat tenaga, saya harus bisa naik, sambil noleh ke belakang apakah airnya masih di belakang saya," jelas Ibu Yuli.
Ketika itu, ia berusaha sekuat tenaga untuk naik. Seraya berusaha, ia juga terus beristighfar dan takbir. "Astaghfirullah, Allahuakbar, tiada henti, sampai di situ (menunjuk pekarangan rumah seseorang) saya diangkat," imbuhnya.
Ibu Yuli yang sudah berhasil selamat pun tak berhenti bersyukur. Menurutnya, itu kehidupan kedua. "Mukjizat Allah, saya dikasih kehidupan kedua," ucapnya penuh syukur.