Mahasiswa BTQ Universitas Padjajaran Aktif Kegiatan Sosial
Setiap mahasiswa-mahasiswi penerima Beasiaswa Tahfizh Qur’an for Leaders, dituntut aktif dalam setiap kegiatan sosial agar setelah lulus nanti mereka sudah punya pengalaman terjun langsung ke lapangan menghadapi permasalahan masyarakat. Salah satunya, Aceng Mizan Al-Faruk.
Aceng sapaan akrabnya, adalah mahasiswa Universitas Padjajaran yang aktif dalam International Association of Student in Agriculture and Related Science (IAAS). Sebuah organisasi yang menaungi para pelajar di bidang agrikultur atau yang mempunyai minat di bidang itu dari seluruh dunia.
"Awal pertama masuk IAAS, saya mengikuti open recruitment terlebih dahulu. Di sana ada lowongan untuk bagian acara, logistik, humas, dan lain-lain. Saya mendaftar di bagian logistik," tutur Aceng.
Aceng kerap terlibat dalam program Village Concept Project (VCP). Salah satu projek dari IAAS Indonesia ini mengkhususkan pada pemberdayaan masyarakat desa mengenai agrikultur maupun bidang lainnya yang terkait. Salah satunya di Desa Genteng, Sukasari, Sumedang, Jawa Barat.
"Hasil dari kegiatan VCP di Desa Genteng sendiri adalah produksi Citrong atau Cistik Terong sebagai pengolahan lebih lanjut dari hasil perkebunan di desa. Jadi, masyarakat membuat produk dan kami dari IAAS membantu memasarkan produk tersebut," ucap mahasiswa Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan itu.
Saat 2018 lalu, timnya berkolaborasi dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Karamba FPIK Universitas Padjadjaran untuk membuat penyuluhan mengenai akuaponik beserta pemasangan instalasinya. Hal ini dilakukan untuk menyentuh sektor perikanan di desa.
Pada 2019 ini, ia dan kawan-kawan akan mencoba mencari tempat baru untuk kegiatan VCP. Tetapi produksi Citrong di Desa Genteng akan tetap berjalan bahkan dengan berbagai perbaikan. “Kesan setelah bergabung di sini adalah betapa berharganya seseorang yang memiliki pengetahuan," tuturnya.
Aceng merasa sangat dihargai oleh masyarakat karena timnya dipercaya menjadi orang-orang yang dapat membawa perubahan. Itu yang menjadi motivasi bagi Aceng dan kawan-kawan.
"Menurut saya, pelajaran yang bisa diambil adalah bahwa banyak hal yang bisa dilakukan untuk masyarakat. Apalagi jika bertemu dengan orang-orang yang sepaham. Kolaborasi bisa dilakukan untuk mencapai tujuan itu," imbuh Aceng.