Pembinaan untuk Penerima BTQ Bandung
Mahasiswa Beasiswa Tahfizh Quran (BTQ) For Leaders PPPA Daarul Qur’an Bandung kembali mendapatkan pembinaan bulanan, Ahad (3/2). Kali ini tema yang diangkat adalah “Revitalisasi Peran Mahasiswa BTQ dalam Kehidupan Bermasyarakat." Kegiatan berupa Camp Pembinaan dilaksanakan selama dua hari, terhitung sejak 2-3 Februari 2019 di Villa Balong BHO Cipadung, Cibiru. Sebanyak 38 mahasiswa dan mahasiswi regional Bandung hadir, mulai dari angkatan pertama, kedua, hingga ketiga.
"Sesuai dengan tema yang diambil, tujuan dari pembinan ini adalah agar mahasiswa BTQ Bandung mampu memainkan peran mereka sebagai penghafal Al-Qur'an sekaligus sebagai leaders. Karena dalam kehidupan bermasyarakat mahasiswa memiliki tiga peran, yaitu agent of change, sosial controler, dan the future leader," ucap Isnaeni Siktin Kusuma Desi, Koordinator BTQ Pusat.
Sementara itu, Ustad Dadan selaku Pembina BTQ Bandung menilai bahwa mahasiswa BTQ tidak boleh menjadi orang yang nyaman dengan hafalan Qura'nnya. Justru, melalui hafalan Al-Qur'an, mereka harus mampu memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. “Dalam pembinaan kali ini para peserta diharapkan mampu memiliki dan menghidupkan kembali program pemberdayaan umat yang mereka rintis di Bandung,” tuturnya.
Adapun pada sesi Camp, ada beberapa acara yang diagendakan, mulai dari materi tentang Al-Qu'an yang dibawakan oleh Ustad Khairurozy, hingga setoran hafalan sekaligus motivasi oleh Ustad Gugum Gumilar. Di sela waktu kosong, para peserta pun berinisiatif melaksanakan tasmi bil ghaib dan bil nadzar 30 Juz Al-Quran bersama-sama.
Selanjutnya, materi yang disampaikan Ivan Ahda di hari kedua adalah bagaimana para mahasiswa BTQ mampu menjadi pemimpin di era digital. Kak Ivan, sapaannya, tak hanya terfokus pada penyampaian materi yang teoritis, ia juga memberikan beberapa kasus yang harus diselesaikan melalui simulasi game. Selain itu, ia pun menerangkan bagaimana seharusnya menjadi seorang mahasiswa yang unggul, bukan hanya unggul di bidang akademik, namun pada segala aspek.
Para mahasiswa BTQ pun tampak menikmati seluruh rangkaian acara dengan antusias. Terlebih, dalam sesi penyampaian hasil diskusi dan analisa simulasi game yang diberikan oleh Kak Ivan. “Poin penting yang perlu kita garis bawahi di sini adalah perlunya komunikasi, perlunya interaksi,” jelas salah satu mahasiswa ketika memaparkan hasil diskusi dan analisa bersama seluruh peserta.
Kegiatan seperti ini akan terus dilakukan agar keakraban antar mahasiswa penerima BTQ dapat terjalin dan menumbuhkan jiwa solidaritas mereka. Sehingga dapat membangun karakter dan membuka pikiran bahwa generasi muda harus bekerja nyata untuk kemajuan suatu bangsa. SemogA para menerima BTQ Bandung dapat lebih aktif, kreatif, dan bermanfaat untuk masyarakat dan terus berdakwah dengan Al-Qur'an . Aamiin.
Program ini diharapkan mampu melahirkan calon-calon pemimpin masa depan berjiwa Qur’ani serta membawa perubahan lebih baik untuk masa depan Islam dan Al-Qur’an. Saat ini sebanyak 106 mahasiwa-mahasiwi di 24 universitas yang tersebar di 15 provinsi tercatat sebagai penerima manfaat program BTQ for Leaders.