Masker Sogan Untuk Kampung Qur’an
Satu kontainer besar berisi 300 masker kain dibawa melewati jalanan menanjak khas perkampungan di bukit Pajangan, Purworejo. Armada pengangkut ratusan masker tidak bisa naik ke menuju Musala Miftahul Huda di Kampung Qur’an Rukem yang sejak tahun 2016 menjadi kampung binaan PPPA Daarul Qur’an. Di ujung jalan menaik curam adzan Dzhuhur menyambut tim PPPA Daarul Qur’an setibanya disana pada Sabtu (11/4) lalu bersama Kaum Sudiyo, beberapa ibu, dan warga lainnya.
Suasana desa masih seperti biasanya, menenangkan. Para warga hilir mudik, rombongan ibu-ibu menggendong cecabang kayu pohon rambutan ke pelataran rumah. Warung-warung juga masih ramai pembeli. Pemandangan ini amat berbeda dengan yang terjadi di pelbagai kota di Indonesia karena pandemi covid-19. Menjelang Ashar anak-anak berlarian menuju Musala Miftahul Huda, beberapa orang-tua mengantarkan anak-anaknya turun dari rumah-rumah di atas bukit.
Mbah Sumirah mengantarkan kedua cucunya ke TPQ Musala Miftahul Huda. Mbah Sumirah mengaku khawatir juga dengan covid-19 saat ditemui di latar musala. Kaum Sudiyo selaku orang yang dituakan di Kampung Rukem tetap menghimbau warganya untuk menjaga kesehatan dan cuci tangan sebelum makan, menurutnya hal-hal kecil inilah yang sering luput dari masyarakat Kampung Rukem, Sidomulyo, Purworejo. “Saya anjurkan untuk warga tidak usah panik tapi tetap waspada tetap cuci tangan sebelum makan, kan ini yang sering lupa dari kita,” ujar Pak Kaum Sudiyo. Ia berharap keseringan mencuci tangan kelak menjadi kebiasaan masarakat, bukan hanya ketika pandemi corona saja namun dipraktikan di kehidupan sehari-hari masyarakat.
Senyum Kaum Sudiyo mengembang lebar dengan datangnya 300 masker kain dari Sogan Batik. Masker kain batik ini bisa menggungah kesadaran masyarakat untuk mencegah penyebaran virus. “Masker ngene kan jane yo ora larang paling 5.000 tapi nek ora dikei paling yo ora do tuku karena masyarakat tidak sadar, mungkin kalau sudah dikasih satu gini kan baru sadar” (masker kain gini kan sebenarnya tidak mahal, mereka juga bisa beli karena cukup 5000 saja tapi kalua ndak dibagikan gini tetap saja mereka tidak akan beli karena tidak sadar, kalua sudah dibagikan gini baru sadar), tukasnya.
Kampung Qur’an Rukem, Purworejo adalah salah satu kampung yang minim akses. Tak heran jika himbauan memakai masker belum diterapkan di pelosok wilayah seperti di Kampung Qur’an Rukem. Walaupun tidak mahal namun masyarakat desa lebih memilih membeli perlengkapan bumbu dapur daripada untuk sehelai masker. Inilah kenyataan yang dapat ditemui di berbagai situasi pelosok Indonesia.
Situasi ini bukan berarti membuat masyarakat kampung terbebas dari paparan covid-19 yang tidak memilih tinggal di kota atau desa, kaya atau miskin, bahkan tua atau muda. Semua orang bisa berpotensi terserang. Inilah yang harus diwaspadai. Atas dasar itu PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta bekerjasama dengan Sogan Batik untuk mendistribusikan masker kain untuk dibagikan kepada masyarakat sebagai langkah preventif sebaran covid-19. Selain pembagian masker kain untuk para warga, tim PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta juga melakukan edukasi cuci tangan untuk para santri dan anak-anak kampung.
Masyarakat perlu bersama-sama meningkatkan kesadaran memakai masker sebagai upaya preventif, seperti himbauan para ahli kesehatan bahwa cukup dengan memakai masker kain untuk orang yang sehat. Tindakan pencegahan akan sangat berarti untuk menghalau penyebarannya termasuk menghindarkan bagi daerah yang belum terserang. Alhamdulillah, kini semua masyarakat Kampung Qur’an Rukem sudah memiliki masker. Semoga dengan distribusi masker ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah penyebaran virus juga hidup lebih waspada dan bersih.(umi/maulana/mnx)