Pengertian Aqiqah dan Qurban

Simak pembahasan pengertian aqiqah dan qurban pada artikel berikut ini.

Pengertian Aqiqah dan Qurban
Pengertian Aqiqah dan Qurban
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Mengetahui pengertian qurban dan aqiqah menjadi hal yang penting bagi umat Islam. Selain menambah wawasan, mengetahui kedua pengertian tersebut juga diharapkan meningkatkan keimanan kepada Allah.

Qurban dan aqiqah adalah jenis ibadah dalam Islam yang melibatkan penyembelihan hewan. Hal itu merupakan bentuk keimanan kepada Allah.

Meski memiliki persamaan, namun qurban dan aqiqah sebenarnya berbeda. Namun, pada kesempatan kali ini tidak akan membahas mengenai perbedaan qurban dan aqiqah melainkan pengertian keduanya.

Pengertian Aqiqah

Aqiqah adalah penyembelihan ternak yang dilakukan sebagai pernyataan syukur orang tua atas lahirnya seorang anak, yang lazimnya dilaksanakan pada hari ketujuh yang dibarengi dengan pelaksanaan pencukuran rambut si bayi.

Dalil terkait aqiqah ini adalah sebagai berikut: Dari Samurah dari Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam, beliau bersabda, ‘Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, maka hendaklah disembelihkan untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama. (HR Ibnu Majah).

Untuk anak laki-laki aqiqahkan dengan dua ekor kambing, sedangkan anak perempuan adalah satu ekor kambing. Untuk jenis kelamin kambingnya dibolehkan jantan atau betina, namun lebih baik jantan dengan warna putih.

Menurut umumnya ulama, aqiqah adalah hukumnya sunnah muakkad, yang memiliki makna sebagai tebusan, dan rasa syukur kepada Allah. 

Daging aqiqah dibagikan dalam bentuk olahan yang telah matang atau dimasak. Dibagikan kepada kerabat, tetangga, saudara, atau yang lebih penting juga adalah orang-orang yang membutuhkan, seperti fakir miskin. Keluarga yang melakukan aqiqah diperbolehkan mengonsumsi daging tersebut.

Sejarah Aqiqah

Tradisi aqiqah sebenarnya sudah ada sejak zaman jahiliyah. Saat itu, orang-orang sebelum Nabi Muhammad memiliki tradisi menyembelih kambing dan melumurkan darahnya ke anak yang baru dilahirkan karena kepercayaan tertentu.

Tradisi tersebut sudah sangat mengakar di Arab dan sulit untuk dihapuskan. Akhirnya setelah ajaran Islam hadir, Nabi Muhammad mengganti tradisi tersebut dengan aqiqah yang lebih manusiawi.

Caranya adalah dengan mencukur rambut kepala bayi dan mengganti darah yang melumuri bayi dengan minyak wangi. Sementara kambing yang disembelih, kemudian dimasak dan dibagikan kepada orang-orang miskin sebagai bentuk syukur kepada Allah.

Dahulu kami di masa jahiliyah apabila salah seorang di antara kami mempunyai anak, ia menyembelih kambing dan melumuri kepalanya dengan darah kambing itu. Maka, setelah Allah mendatangkan Islam, kami menyembelih kambing, mencukur (menggundul) kepala si bayi, dan melumurinya dengan minyak wangi.” (HR Abu Dawud dari Buraidah).

Pengertian Qurban

Secara istilah qurban adalah menyembelih hewan untuk dipersembahkan kepada Allah seperti domba, kambing, sapi, atau unta yang dilaksanakan setiap Hari Raya Idul Adha dan hari tasyrik (11,12 dan 13 Dzulhijjah). 

Dalil berqurban terdapat dalam Quran Surat Al-Kautsar Ayat 2 yang artinya, "Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berqurbanlah."

Tafsir Al-Mukhtashar menjelaskan ayat tersebut, yang dimaksud dengan dirikanlah salat, maka ikhlaskanlah salatmu seluruhnya hanya untuk tuhanmu,dan sembelihlah binatang sembelihanmu untuk-Nya dan hanya dengan nama-Nya semata.

Hukum berqurban sebagian ulama mengatakan adalah sunnah muakkad yakni sunnah yang sangat dianjurkan. Terlebih untuk umat Islam yang telah diberikan rezeki lebih sudah tentu menjadi wajib untuk berqurban.

Berqurban menjadi bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan dan juga sebagai bentuk keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Setidaknya bagi seorang Muslim hendaknya melaksanakan qurban tidak hanya sekali dalam seumur hidup.

Sejarah Qurban

Qurban tidak bisa lepas dari Hari Raya Idul Adha, yaitu hari raya kedua bagi umat Islam setelah Hari Raya Idul Fitri. Idul Adha memiliki latar belakang peristiwa tentang perjuangan Nabi Ibrahim yang lama tidak memiliki anak.

Setelah sekian lama, akhirnya Allah mengaruniakan seorang anak kepadanya yang tidak lain adalah Nabi Ismail. Namun, Allah juga memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih anak yang sudah lama dinantikannya itu.

Rasa bimbang menyelimuti hati Nabi Ibrahim. Sebab Nabi Ismail adalah buah hati yang ia nantikan sejak lama. Namun di sisi lain Nabi Ibrahim juga harus melaksanakan perintah Allah. Kebimbangan Nabi Ibrahim dijawab oleh Nabi Ismail yang ikhlas disembelih ayahnya karena ketaatan kepada Allah.

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash-Shaaffaat ayat 102).

Kebesaran Allah kembali ditunjukan. Saat proses penyembelihan, Allah mengganti tubuh Nabi Ismail dengan seekor domba. Sehingga, Nabi Ibrahim tidak jadi menyembelih anaknya, melainkan seekor domba. 

Setelah itu, peristiwa tersebut dirayakan setiap tahun sebagai Hari Raya Qurban atau Idul Adha agar manusia senantiasa bersyukur dan selalu menjalankan perintah Allah.

Itulah pembahasan mengenai pengertian aqiqah dan qurban yang perlu diketahui oleh umat Islam. Semoga pengetahuan ini bisa menambah wawasan dan keimanan kepada Allah.

Dukung perjuangan santri penghafal Qur'an bersama Laznas PPPA Daarul Qur'an dengan sedekah terbaik Anda. Klik di sini untuk berdonasi!