PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta Gelar Simulasi Uji Kompetensi Pasca Diklat Tahsin Nur Hidayah Group

PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta Gelar Simulasi Uji Kompetensi Pasca Diklat Tahsin Nur Hidayah Group

PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta menggelar Simulasi Asesmen Pra-Sertifikasi Bersama Nur Hidayah Group pada 13 Oktober 2025 di Graha Nur Hidayah di Imogiri Timur, Bantul. Simulasi asesmen ini merupakan tahap terakhir dari serangkaian program Upgrading Kompetensi Tahsin yang sudah berlangsung selama 3 pekan dan 8 pertemuan sejak 17 September-9 Oktober 2025. Simulasi asemen yang dikemas satu paket dengan upgrading kompetensi ini menjadi strategi baru untuk meningkatkan angka kelolosan peserta melalui pemetaan level kompetensi, evaluasi pelatihan, dan kesiapan sebelum menghadapi asesmen sertifikasi bersama LSP Daarul Qur’an.

Oleh karena itu, simulasi asesmen dirancang sedemikian rupa agar dapat menjadi gambaran peserta mengenai teknis asesmen yang sesungguhnya beserta sampel pertanyaan yang diujikan. Pertanyaan mengacu pada Standar Kompetensi Khusus (SKK) skema Tahsin LSP Daarul Qur’an yang mencakup level mubtadi (muda), mutawassith (madya), dan mahir (ahli).

Berkaitan dengan standar kelolosan yang menuntut kompleksitas kompetensi dari aspek teori dan praktis, maka simulasi asesmen juga didesain untuk mengukur sejauh mana kualitas bacaan dan pemahaman peserta tentang materi tahsin pada skema yang dipilih. Oleh karena itu, output dari simulasi asesmen ini berupa rekomendasi skema yang sesuai dengan level kompetensi peserta, beserta catatan mengenai kompetensi yang perlu ditingkatkan.

Dari adanya simulasi ini diharapkan dapat mengetahui sejauh mana perkembangan kompetensi peserta antara pra dan pasca mengikuti program. Selain itu, dengan timeline pelatihan yang lebih panjang, menjadi ruang bagi peserta untuk belajar secara lebih mendalam terkait kompetensi tahsin Al-Qur’an. Mengingat, ternyata realitanya, banyak materi tahsin yang masih terbilang baru dan belum familiar bagi peserta, sehingga membutuhkan pengenalan dari sisi teori dan praktiknya.

“Alhamdulillah, saya senang berkesempatan belajar tahsin meskipun di usia saya saat ini, karena saya tidak pernah belajar seperti ini ketika saya masih muda dulu. Jika ada lagi, insyaAllah saya berkomitmen untuk ikut lagi. Lolos atau tidaknya tidak menjadi fokus saya. Intinya, saya bisa belajar Al-Qur’an sudah kesempatan yang luar biasa,” ucap Bapak Sarmuji, salah satu peserta alumni jamaah umroh Nur Hidayah yang sudah berusia sekitar 60 tahunan.