Sandal Karet Penguji Hafalan

Sandal Karet Penguji Hafalan
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Ada banyak jalan menuju Roma. Begitulah sepenggal kalimat sempat terucap dari lisan penghafal Al-Qur’an muda yang bercita-cita menjadi dokter, Ahkam. Menapaki usia 19 tahun pemilik nama lengkap El Ahkam Taufiqul Ahmad sudah mengantongi hafalan Al-Qur’an sebanyak 21 juz.

Sempat jauh dengan Al-Qur’an, akhirnya Ahkam diberikan jalan mampu untuk menghafalnya. Besarnya pengaruh lingkungan membawa Ahkam sampai di titik sekarang. Berawal dari ajakan teman, kemudian mencoba, ternyata Ahkam merasakan kecanduan pada Al-Qur’an.

“Awalnya saya sempat tersesat. Nggak kenal yang namanya hafalan Qur’an. Pokoknya jauh dengan hafalan Qur’an. Waktu itu pas kelas IX SMP saya diajak teman, akhirnya yaa iseng-iseng ngikut aja, eh malah ketagihan,” ungkap anak pertama dari tiga bersaudara itu.

Tantangan menghafal Al-Qur’an juga ia rasakan. Berasal dari keluarga petani, kisah kontra dari masa lalu juga ia hadapi. Kegiatan keagamaan dan dakwah adalah hal yang sempat dibatasi oleh kakeknya. Namun pada akhirnya, saat cerita perjuangan Ahkam menghafal Al-Qur’an terdengar di telinga sang kakek, rasa bangga dan haru pun menyelimutinya.

Dalam perjalanan menghafal Al-Qur’an Ahkam juga pernah diuji dengan sakit. Remaja kelahiran Boyolali ini mempunyai riwayat alergi dengan sandal karet. Penyakit yang diderita semakin parah di tahun-tahun berikutnya. Ia bahkan tak bisa berjalan lantaran kakinya bernanah dan melepuh.

“Meskipun udah bisa jalan seperti biasa, sebenarnya sakitnya juga masih sampai sekarang. Kalau pakai sandal karet pasti kambuh, bisa sampai keluar nanah. Tapi bagi saya ujian paling besar adalah diri saya sendiri. Karena harus melawan ego, males, pokoknya semua yang buruk-buruk di diri saya…” ujar Ahkam.

Meskipun berasal dari keluarga biasa, semangat menghafal Ahkam begitu tinggi. Bercita-cita menjadi hafidz sekaligus seorang dokter adalah doa yang ia perjuangkan. Berharap kemuliaan bisa didapatkan untuk keluarga di akhirat kelak. Sepanjang apa yang ia lakukan, ia percaya bahwa Al-Qur’an akan memuliakan orang-orang yang memuliakannya.