Semangat Dua Santri Disabilitas Menuju Wisuda Akbar
Ada yang berbeda dalam ujian tahfizh menuju Wisuda Akbar Rumah Tahfizh ke-9 di Sumatera Selatan. Pemandangan mengharukan sekaligus mengagumkan tampak dalam gelaran ujian tersebut. Di antara ratusan peserta ujian ada dua santri tunanetra yang juga turut serta didalamnya.
Namanya Fitri Handayani (19) dan Riska Damayanti (18) keduanya sama-sama mengikuti ujian tahfizh kategori 5 juz. Dengan dukungan seorang teman yang membantu berjalan, mereka datang menghadap penguji dengan penuh percaya diri.
Fitri berasal dari Rumah Tahfizh Baiturahman Tanjung Batu. Saat ini ia sudah hafal 9 juz. Ayahnya sudah meninggal dan ibunya saat ini membuka usaha warung manisan di rumah. Sedangkan Riska berasal dari Desa Senuro yang jaraknya sekitar 30 menit dari lokasi. Ia sudah menjadi santri di Rumah Tahfizh Masdarul Rahmah selama empat tahun.
Alhamdulilah ujian tahfizh menuju wisuda akbar telah mampu mereka lewati dengan baik dan lancar. "Awalnya gugup, gemetar tapi lama kelamaan lancar dan menikmati," terang Fitri sambil tersenyum. "Saya ingin ikut wisuda akbar tanggal 24 Februari ini," sambung Riska.
Baik Fitri maupun Riska keduanya sangat ingin menjadi seorang hafizah. Maka tidak dibiarkannya satu hari berlalu tanpa menghafal dan mengulang hafalan. Mereka sehari-hari menghafal Qur'an dengan mendengar murrotal dari syeikh favoritnya yakni Syekh Mishary Rashid.
Melihat Fitri dan Riska serta anak-anak lainnya di seluruh Indonesia yang mempunyai keterbatasan tetapi sangat bersemangat menjadi penghafal Al-Qur'an membuat kita teringat pada firman Allah SWT dalam surat cintaNya.
"Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj ayat 46). Maka sudah seharusnya kita yang memiliki kelengkapan fisik lebih mensyukuri pemberian Allah SWT salah satunya adalah dengan menghafal ayat-ayatNya.