Tangis Haru Pelepasan Santri Rumah Tahfizh
Setelah ujian dilakukan oleh asaatidz RTC, santri terpilih pun dinyatakan lolos dan ditempatkan di Rumah Tahfizh Daarul Qur'an. Seperti Jumat (3/5) lalu, sebanyak lima santri dilepas RTC menuju Rumah Tahfizh An-Nuur yang bertempat di Jatiasih, Bekasi.
Ustaz Agus Jumadi, selaku Pimpinan RTC pun ikut mengantar santri menuju Rumah Tahfizh An-Nuur. Prosesi acara serah terima dari orang tua berlangsung haru. Ustaz Agus mengatakan bahwa keikhlasan dan doa orang tua sangat berpengaruh dalam kelancaran menghafal anak-anak di rumah tahfzih.
Hingga tiba saatnya serah terima dari orang tua kepada Rumah Tahfizh, masing-masing santri memluk ayah dan ibunya lantas meminta maaf atas seluruh kesalahan yang pernah mereka perbuat. Begitu pula orang tua yang tak dapat menahan air mata. Sehingga, suasana haru penuh isak tangis pun tak dapat terelakkan.
Hanibal, selaku pemilik Rumah Tahfizh An-Nuur merasa sangat senang karena telah kedatangan lima santri baru. “Saya sangat senang sekali, memang inilah yang kami harapkan, dengan santri yang ada semoga bisa dimaksimalkan," ucap pria 52 tahun tersebut.
Ia telah berkomitmen dengan istri dan keluarga besarnya untuk membangun sarana menghafal yang baik. Maka, jika masih kekurangan fasilitas dan pelayanan bagi santri dan pengajar, dirinya akan lengkapi sesuai dengan kemampuannya.
Selepas memiliki Rumah Tahfizh, harapan besarnya adalah dapat membangun pondok pesantren tahfizh. Selain karena keinginannya untuk terlibat dalam dakwah Qur'an, Hanibal pun mengaku ingin terus belajar. Bisa jadi, dari dibangunnya pesantren nanti dapat mendorong kemauannya untuk terus belajar bersama para santrinya.
"Harapannya, cucu, ponakan, dikenalkan dengan suasana Qur'an, harapan besarnya ingin memiliki pesantren yang besar. Selagi itu untuk belajar lagi," harapnya.