Ujian Santri dan Nasihat KH Yusuf Mansur
Grha Tahfizh Daarul Qur’an Yogyakarta adalah tempat diadakannya ujian rutinan Rumah Tahfizh Yogyakarta. Sebanyak 131 santri perkatagori 2, 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 juz mengikuti ujian pada 10-18 September 2018. Berbagai Rumah Tahfizh mandiri maupun mitra mengirimkan santriwan dan santriwati terbaiknya.
Ujian rutinan itu diawasi oleh Koordinator Daerah (Korda) Rumah Tahfizh wilayah Yogyakarta dan diuji oleh Assatidz/Assatidzah. Kegiatan ini bertujuan mengingatkan kualitas hafalan para santri. Adapun metode ujian yang dipakai adalah santri menyetorkan hafalan full per juznya dengan klasifikasi juz yang berurutan maupun secara acak. Secara lebih luas tujuan ujian rutinan ini, untuk mempersiapkan semua santri dalam menghadapi ujian rutinan seperti Wisuda Rumah Tahfizh dan WTN (Wisdua Tahfizh Nasional).
“Alhamdulilah, dengan diadakan ujian rutinan ini Rumah Tahfizh yang jarang mengirimkan santrinya pada kegiatan Rumah Tahfizh, jadi lebih tergerak dan termotivasi. Bahkan jarak tidak menjadi kendala Rumah Tahfizh yang jauh dari lokasi ujian,” tutur Korda Rumah Tahfizh Yogyakarta.
Pada pertengahan ujian, Rabu (12/9) Grha Tahfizh Daarul Qur’an Yogyakarta dikunjungi KH Yusuf Mansur. Ruangan yang tadinya riuh dengan bacaan Qur’an terhenti sejenak untuk memberi salam dan berkhidmat dengan Sang Guru.
Rasa haru dan takjub ketika KH Yusuf langsung ingin menyimak ujian santri dari Rumah Tahfizh Qurrotaa’yun. Sedikit grogi, santri yang bernama Udin bergetar suaranya ketika KH Yusuf duduk didepannya dan membenarkan hafalannya yang salah. Udin menundukan kepala dan tertatih karena gugup menyetorkan hafalannya. Pun dengan Nadia dan Andri yang di tes secara langsung oleh KH Yusuf Mansur dengan menyebutkan nomor surat, nomor ayat, membaca secara mundur dan kelipatan bacaan perlembarnya.
Subhanallah, ketiga santri itu mampu menyelesaikan tantangan dari KH Yusuf dan dinyatakan lulus ujian. “Cara ngapalin Qur’an jangan pake cara lama, kalo gitu cepet ilang. Coba ngafalin Qur’an dengan ngajak tangan untuk menulis, mata untuk melihat dan dipahami setiap maknanya, itu lebih mantab dan ngga cepet hilang,” nasihat KH Yusuf.
Setelah ujian rutinan ini selesai. Manager cabang PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta, Korda maupun para Assatidz dan Assatidzah sepakat untuk meruntinkan ujian per tiga bulan sekali. Agar peningkatan kualiats hafalan terjaga dan evaluasi kegiatan rumah Tahfizh dapat dikembangkan. Bismillah semoga ujian santri menjadi wasilah keberkahan Allah dan peningkatan hafalan para santrinya. Aamiin.