Adiwarman Karim: Daarul Qur'an Sangat Hargai Kreatifitas dan Inovasi
"Daarul Qur’an ini gelo, Daarul Qur’an itu nggak ada berhentinya," kata Adiwarman Karim, Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, kala ditemui di Hotel Ciputra, Jakarta, Selasa (5/11).
Gelo yang dimaksud bukan makna dalam bahasa sunda yang sebenarnya. Akan tetapi, Bang Adi sapaan akrabnya, menggunakan kata tersebut untuk menggambarkan Daarul Qur’an yang dipandangnya tidak kenal lelah dalam melahirkan karya-karya baru.
"Kalau orang kan, sudah bertumbuh, maka dia konsolidasi, kalau Daarul Qur’an mah nggak ada konsolidasinya. Bikin lagi yang baru, bikin lagi yang baru, Institut Daarul Qur’an (Idaqu) dah, ada STMIK Antar Bangsa, segala macem," lanjutnya dengan gaya khasnya.
Bang Adi memang terkenal sebagai sosok yang tegas namun jenaka. Banyak celotehnya yang sering membuat lawan bicaranya terpingkal-pingkal. Bahasa yang ringan dan tak pernah lupa menyisipkan candaan membuat siapapun yang berbicara dengannya akan merasa seperti teman dekat.
"Jadi, Daarul Qur’an ini seperti amoeba, sel, pecah lagi, membelah diri lagi, bikin lagi, bikin lagi, bikin lagi," kembali Bang Adi melucu.
Menurutnya, ada satu hal menarik di Daarul Qur’an, yaitu keterbukaan untuk menghargai kreatifitas dan inovasi. Sehingga jika ada pemikiran dan ide baru, maka langsung dieksekusi. Bang Adi menilai hal tersebut sangat baik, karena tidak semua lembaga dapat mengembangkan berbagai macam program dalam waktu yang singkat.
Lelaki kelahiran Jakarta ini menegaskan bahwa yang Daarul Qur’an lakukan semata-mata untuk mengamalkan apa yang Allah perintahkan. Sesuai dengan perintah Allah yang mengatakan bahwa amalkan apa yang hambaNya ketahui, niscaya Allah akan memberitahu apa yang ia tidak ketahui.
"Jadi Daarul Qur’an itu dapat ide sedikit, jalainin. Jadi bukan sekedar ngomong-ngomong doang, kan banyak juga yang diskusi-diskusi tapi nggak jalan-jalan, Daarul Qur’an diskusinya belum selesai, tapi sudah jalan, gelo memang Daarul Qur’an, Daarul Qur’an memang keren!," tutur Bang Adi. (dio/ara)