Dulu Jadi Preman, Yadi Diuji Tak Bisa Melihat dan Kini Belajar Qur'an

Dulu Jadi Preman, Yadi Diuji Tak Bisa Melihat dan Kini Belajar Qur'an
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Perkenalkan namanya Yadi. Ia adalah salah satu santri Rumah Tahfizh Nurul Qolbi Bogor. Kendati memiliki keterbatasan penglihatan, Yadi bersyukur karena bergabung dengan Rumah Tahfizh Nurul Qolbi dan belajar Al-Qur'an.

Sebab, kehidupan di masa lalunya sungguh kelam. Sebelum masuk ke Rumah Tahfizh Nurul Qolbi, Yadi sebenarnya mampu melihat seperti kebanyakan orang pada umumnya.

Namun, kebiasaannya menenggak minuman keras membuatnya buta total. Ia ketagihan meminum minuman keras saat menjadi preman. Sejak itulah kehidupannya mulai berantakan hingga ia mengalami kebutaan.

Kini Yadi telah bergabung dengan Rumah Tahfizh Nurul Qolbi dan belajar Al-Qur'an. Meski kondisinya tak bisa melihat, namun Yadi tidak mengeluh. Justru, ia menilai hal tersebut merupakan cara Allah untuk menolongnya.

"Dengan kejadian ini, saya bisa bergabung dan banyak belajar di Rumah Tahfizh Nurul Qolbi, banyak kawan-kawan yang peduli di sini," kata Yadi.

"Karena kalau saya nggak diuji seperti ini oleh Allah, belum tentu saya bisa dekat dengan Allah, dekat dengan Al-Qur'an. Bahkan sekarang teman-teman saya yang dulu, nggak ada yang peduli sama saya," imbuhnya.

Ia mengaku keberadaannya di Rumah Tahfizh Nurul Qolbi sangat dihargai. Rekan-rekan sesama tunanetra sangat peduli dan memperhatikannya. Harapannya, ia bisa memperdalam ilmu agamanya agar menjadi bekal di akhirat.