Kemarau Panjang, Warga Patia Terpaksa Gunakan Air Sungai yang Keruh

Kemarau Panjang, Warga Patia Terpaksa Gunakan Air Sungai yang Keruh
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Hujan yang dinanti sebagian besar wilayah di Indonesia nampaknya juga ditunggu oleh warga Desa Patia, Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang, Banten. Sudah tujuh bulan lamanya, langit Patia belum menampakkan tanda-tanda turunnya hujan.

Padahal, warga sudah kebingungan mencari air bersih. Mulai dari ladang, sawah, sumur hingga sungai pun mengering. Tak terkecuali aliran sungai di bawah jembatan kehidupan yang dibangun oleh PPPA Daarul Qur'an.

Penampakan jembatan yang dulunya licin dan dipenuhi pepohonan hijau di kanan-kirinya, kini hanya nampak dedaunan kering dan debu yang berterbangan. Debit air sungai yang dulunya dapat menghanyutkan orang dewasa, kini hanya genangan kecil berwarna hijau dengan jentik-jentik nyamuk di dalamnya.

Mirisnya, kualitas air yang tidak layak pakai ini masih saja digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari seperti mencuci baju, piring, mandi hingga berwudu. Tak ada pilihan lain bagi warga untuk menawar air mana yang akan mereka pakai. Sebab, kini warga hanya bertumpu pada air sungai seadanya.

“Biasanya ambil air di kali (sembari menunjuk arah sungai tersebut). Sekarang masih ada itu, cublek-cublek airnya hejo, ngambilnya di situ. Hejo juga diambilin, dipakai nyuci bajunya bau. Pakai saja, orang adanya. Pakai sabun beberapa bungkus juga masih saja bau, bau apek, bau lumpur," ujar Surna (39) salah satu warga Patia.

Surna masih bersyukur karena jarak antara sungai dan rumahnya hanya beberapa ratus meter saja. Ia tak bisa membayangkan jika dirinya seperti beberapa orang di seberang desa. Mereka harus berangkat mengambil air di sungai pada pukul 03.00 WIB dini hari, karena selain jarak yang jauh, mereka tidak ingin mengantre jika sudah terbit fajar.

Sedangkan menurut penuturan Dedi, ketua rukun tetangga setempat, air keruh itu dibawa oleh warga ke rumah mereka dan digunakan untuk mencuci perabotan dan pakaian. Tidak terkecuali untuk bersuci atau wudu. "Iya, kadang kalau wudhu ya pakai air itu, tidak ada lagi," ucap Dedi.

Warga bersyukur saat air bersih dari PPPA Daarul Qur'an sampai. Sebanyak 48.000 liter atau setara dengan enam tangki sudah disalurkan kepada 10 RT atau sekitar 400 Kepala Keluarga (KK). Mereka sangat bahagia lantaran memiliki persediaan air bersih. (dio/ara)