Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu negara. Di Indonesia sendiri, pendidikan digadang-gadang akan menjadi salah satu solusi untuk menghasilkan para pemimpin penerus bangsa.
Dukungan kepada sektor ini dibutuhkan dari seluruh lapisan masyarakat. Direktur Bidang Keuangan Inklusif, Dana Sosial Keagamaan, dan Keuangan Mikro Syariah Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Ahmad Juwaini menilai salah satu sumber operasional pendidikan dapat didulang dari penghimpunan wakaf produktif.
Wakaf produktif menurutnya adalah suatu bentuk pengelolaan wakaf yang menghasilkan. Berbeda dengan dulu, kini wakaf kian mengalami evolusi. Jika wakaf identik dengan 3M yakni makam, madrasah dan masjid. Ia melihat wakaf juga dapat dimanfaatkan sebagai investasi yang hasilnya dapat dipakai untuk berbagai kegiatan sosial dan dakwah.
"Menurut saya sekarang kita memerlukan sangat banyak sekali program-program pemberdayaan yang bentuknya berupa wakaf produktif, jadi kita berharap semakin banyak orang yang terlibat di sektor wakaf, khususnya produktif," ucapnya.
Di samping itu, Institut Daarul Qur'an merupakan unit pendidikan yang didirikan oleh Daarul Qur'an untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang berakhlak Qur'an. Institut Daarul Qur'an atau kerap disebut Idaqu, merupakan salah satu hasil pengolahan dana wakaf produktif yang dikelola oleh Daarul Qur'an.
Ahmad Juwaini menilai terobosan Daarul Qur'an untuk menginisiasi unit pendidikan Strata 1 ini sangat baik. Mengingat, pendidikan yang diusung dalam Idaqu mengedepankan nilai-nilai Islam, mulai dari tahfizh hingga ekonomi syariah.
"Pendidikan merupakan sektor yang sangat penting, jadi kalau bagi kami penting, apalagi pendidikan yang bernuansa keislaman dalam rangka mencetak generasi yang lebih beriman, bertakwa, berkompeten, terampil dan lebih bagus lagi dalam kemandiriannya, jadi sangat pantas wakaf itu digunakan untuk sektor pendidikan seperti Idaqu," tutur Ahmad Juwaini. (dio/ara)