Melihat Kembali Potensi Wakaf di Tanah Air, Wakaf Daarul Qur'an Gelar Acara Ngobrol Perwakafan Indonesia
Seperti yang diketahui, Presiden Joko Widodo telah meresmikan Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Brand Ekonomi Syariah pada Senin (25/1) lalu. Dengan diresmikannya Gerakan Nasional Wakaf Uang, pengelolaan wakaf di Indonesia akan dibenahi, terutama untuk wakaf benda bergerak.
Selain itu, pemanfaatan dana wakaf juga akan diperluas. Tak hanya terbatas untuk kebutuhan ibadah semata, namun wakaf di era ini akan dikembangkan untuk tujuan sosial-ekonomi yang memberikan dampak signifikan bagi pengurangan kemiskinan dan ketimpangan sosial di masyarakat.
Untuk mengulas kembali potensi wakaf di Indonesia, Wakaf Daarul Qur'an juga menggelar acara Ngopi Daqu dengan tajuk 'Ngobrol Perwakafan Indonesia' pada Selasa (2/2) malam. Acara yang dilaksanakan secara online ini menghadirkan Muhammad Anwar Sani selaku Pimpinan Direktorat Zakat dan Wakaf Daarul Qur'an serta Irfan Syauqi Beik yang merupakan anggota Badan Wakaf Indonesia (BWI) terpilih tahun 2021-2024.
Muhammad Anwar Sani atau lebih akran disapa Anwar Sani menyampaikan materi Strategi dan Inovasi Pengelolaan Wakaf Berbasis Pesantren. Ia mengatakan bahwa wakaf memiliki dimensi ekonomi strategis dalam pemberdayaan dan peningkatan produktifitas ekonomi masyarakat di Indonesia bila dikelola dengan baik dan benar.
Maka, dirinya juga mendorong semua lembaga berbasis Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (Ziswaf) agar dapat memaksimalkan potensi luar biasa tersebut. Caranya adalah dengan melaksanakan amanah dengan baik dan terus berinovasi seiring dengan perkembangan zaman.
Kemudian ia mengungkapkan bahwa seluruh fasilitas di Daarul Qur'an yang dibangun atas sedekah dan wakaf menjadi aset produktif. Mengingat, lembaga pendidikan Daarul Qur'an merupakan lembaga pendidikan berbayar. Meski demikian, Daarul Qur'an juga memberikan subsidi silang untuk memberikan program beasiswa.
"Perputaran dana kelolaan di Direktorat Pendidikan Daarul Qur'an mulai dari TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi dan Pesantren merupakan hasil dari pengelolaan aset produktif," ungkap Anwar Sani.
Ia melihat bahwa Daarul Qur'an dengan figur KH. Yusuf Mansur dapat menggerakan sedekah dan wakaf dengan maksimal. Maka, ia juga yakin potensi wakaf di Indonesia akan semakin terbuka setelah Presiden Republik Indonesia meresmikan Gerakan Nasional Wakaf Uang beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Irfan Syauqi Beik juga menguatkan pendapat Anwar Sani dengan menyampaikan materinya mengenai Optimalisasi Wakaf Uang dalam Pembangunan Umat. Ia memahami bahwa potensi wakaf di Indonesia sangat luar biasa, bahkan mencapai 2.188 triliun menurut pemaparan Presiden Jokowi.
"Wakaf uang ini adalah jalan, dari setiap kita, untuk bisa berwakaf tanpa harus memiliki aset yang mahal, tanpa harus memiliki tanah terlebih dahulu, tanpa harus memiliki bangunan terlebih dahulu, tanpa harus memiliki rumah, berapapun rupiah yang kita miliki maka sebenarnya bisa kita wakafkan," ungkap Irfan.
Untuk itu, menurutnya ada empat hal yang dapat dilakukan untuk mengoptimalisasi wakaf uang di Indoneisa, yakni; penguatan edukasi dan literasi wakaf; penguatan kelembagaan dan SDM Nazir; penguatan dukungan regulasi wakaf serta penguatan kerja sama antar stakeholders.
Ia menilai keputusan pemerintah sangat tepat dengan meresmikan Gerakan Nasional Wakaf Uang. Hal itu adalah langkah utama dalam upaya pengembangan wakaf di Tanah Air.
Lebih dari itu, ia juga mengajak seluruh Nazir wakaf untuk memaksimalkan kesempatan ini dengan memberikan edukasi kepada masyarakat dan inovasi dalam berbagai programnya. Tujuannya adalah agar wakaf semakin dekat dengan masyarakat sehingga cita-cita untuk mengembangkan Indonesia dengan wakaf dapat terealisasi dengan baik. []