Nenek Jusma Ingin Meninggal dalam Keadaan Menghafal Qur'an
Wisuda tahfidz yang terlaksana di Rumah Tahfidz Al-Wustho, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, pada Ahad 22 Desember 2019 lalu telah mengukir banyak cerita. Kali ini ada kisah inspiratif yang datangnya dari Nenek Jusma, salah satu dari 'empat Srikandi' yang diwisuda.
Empat Srikandi adalah sebutan bagi Madinah (76), Jusma (73), Armahinti (50) dan Aswadis (52) yang turut diwisuda dalam acara tersebut. Mereka bersanding dengan cucu dan santri-santri lainnya di panggung kehormatan sebagai penghafal Al-Qur'an.
Salah satu dari mereka adalah nenek Jusma yang sudah berusia 73 tahun. Ia sudah menghafal satu juz sejak menghafal di Rumah Tahfidz Al-Wustho selama empat bulan terakhir.
Alasannya dalam menghafal Al-Qur'an sangat menyentuh hati. Nenek Jusma berharap hafalan Qur’an mampu menolongnya di akhirat kelak. Ia bercita-cita meninggal dalam keadaan menghafal Al-Qur'an. "Nenek ingin meninggal dalam keadaan menghafal," ucap nenek Jusma bersemangat.
Tekadnya untuk menghafal Al-Qur'an tak kalah dari cucu-cucunya. Meski harus terbata-bata dan sering lupa, nenek Jusma tidak menyerah untuk terus menambah hafalannya.
Tak disangka, impiannya menjadi hafizhah bermula dari coba-coba. Tetapi, karena sering berinteraksi dengan Al-Qur'an, akhirnya hati nenek Jusma pun luluh dan terketuk untuk menghafalkan Al-Qur'an. Justru, ia termasuk yang paling bersemangat dibandingkan dengan teman-temannya.
"Kalau saya coba-coba, mudah-mudahan dapet (hafalan), jadi hafal. Setelah dihafal, diamalkan," tutur nenek Jusma.
Ia menjelaskan jika mulai malas menghafal, obatnya adalah dengan terus membaca. "Mula mulanya males, tapi baca terus, baca terus, baca terus, sampai dapet (hafalan)," tuturnya. (dio/ara)