Perjuangan Seorang Tunanetra yang Mengantarkan Anak-Anaknya Menjadi Hafizah
Ada yang berbeda dari Rumah Tahfidz DaQu Putri Surabaya hari itu. Dua orang gadis cilik diantarkan oleh ayahnya untuk menimba ilmu. Mereka adalah Azizah dan Calista.
Azizah adalah anak tertua, murid kelas 1 di bangku Sekolah Dasar (SD). Sementara Calista, sang adik, tengah duduk di bangku Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kedua anak yang tinggal di perbatasan Kota Surabaya dan Gresik ini adalah santri baru di Rumah tahfidz DaQu Putri.
Setiap hari, Azizah dan Calista diantar sang ayah menggunakan armada ojek online. Jarak antara rumah keduanya dengan rumah tahfidz yang mencapai 10 kilometer tidak menyurutkan langkah mereka untuk menimba ilmu Al-Qur’an. Yang menyentuh hati adalah kedua orang tua gadis-gadis cilik ini penyandang tunanetra sejak lahir.
“Masya Allah, saya sungguh terharu dengan perjuangan ayah dari kedua anak ini untuk mengantarkan mereka belajar mengaji di rumah tahfidz binaan kami,” ujar Koordinator Daerah Rumah Tahfidz Center (RTC) Wilayah Jawa Timur 1 Ustadz Alfarobi, Jumat (10/1). Wilayah kerja Jawa Timur 1 meliputi Kota Surabaya dan Madura.
Ia melanjutkan, “Suatu pelajaran yang sangat berharga. Allah SWT bukakan mata hati beliau untuk mendapatkan Syafaat Al-Qur’an, lalu bagaimana dengan kita sebagai orang tua yang sehat jasmani dan normal dalam penglihatan, akankah membiarkan anak-anak kita jauh dari Al-Qur'an?”
Ustadz Alfarobi juga mendoakan, semoga ikhtiar kebaikan yang dilakukan orang tua gadis-gadis cilik ini dalam membekali mereka dengan ilmu Al-Qur’an dapat berbuah surga di akhirat kelak.
“Hari ini orang tuanya mengantarkan putri-putrinya untuk cinta dan menghafal Al-Qur'an dengan segala keterbatasannya. Insya Allah kelak putri-putrinya yang akan mengantarkan mereka ke surga dengan syafaat Al-Qur’an. Aamiin,” harapnya. (mnx/ara)