Jalan Menuju Ma'rifat

Kajian kitab Al Hikam : Hikmah ke 8 " Jalan Menuju Ma'rifat " itu bahasan yang akan di kaji dalam kesempatan ini, semua telah Allah berikan jalan masing-masing, dan ma'rifatullah juga telah Allah sediakan Jalannya, asalkan yang menuju jalan ma'rifat itu, benar-benar istiqomah dan ikhlas dalam segala bentuk amal yang dilakukan.

Jalan Menuju Ma'rifat
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Kajian kitab Al Hikam : Hikmah ke 8 " Jalan Menuju Ma'rifat " itu bahasan yang akan di kaji dalam kesempatan ini, semua telah Allah berikan jalan masing-masing, dan ma'rifatullah juga telah Allah sediakan Jalannya, asalkan yang menuju jalan ma'rifat itu, benar-benar istiqomah dan ikhlas dalam segala bentuk amal yang dilakukan.

Sahabat Daqu..

Hikmah-hikmah sebelumnya, telah di bahas oleh Ustadz Dadang Holiyullah pada kajian Muslimah Daqu sebelumnya, yang mana bahasannya mengajak kita untuk merenung, secara mendalam tentang pengertian, Amal, Qada dan Qodar, Tadbir dan Ikhtiyar, serta Janji-janji Allah SWT. Yang mana tujuannya mendidik agar rohani kita melihat kecilnya yang datang dari hamba, dan betapa besar pula yang datang dari pada Allah SWT.

Rohani  yang terdidik akan membentuk sikap beramal tanpa melihat, kepada amalan itu, tapi dalam rohaninya melihat itu hanya Syuhudul Minnah  atau karunia dari Allah SWT. karena kita cuma dibisakan, dimampukan, dikuatkan oleh Allah SWT, jadi jelas tidak akan melirik pada kekuatan pada diri kita yang bisa mengerjakan amal ibadah itu. Orang yang seperti ini rohaninya, tidak algi akan membuat tuntutan pada Allah SWT, tetapi membuka hatinya untuk menerima Taufik dan Hidayah-NYa.

dan dikarenakan Tidak ada Ilmu dan Amal yang dapat menyampaikan seseorang hampa pada Allah SWT, tidak ada cara untuk mengenal Allah, tapi hanya bisa dikenali apabila Dia (Allah) memperkenalkan dirinya, kepada hambanya, maksudnya Allah SWT memberikan Ma'rifat kepada hambanya tidak di ukur dengan besar dan kecilnya amalan seseorang hambanya, akan tetapi masalah Ma'rifatulloh, hanya Inayah Allah SWT. 

Jadi kita sebagai hamba yang masih sedikit amalan ibadahnya tidak akan melihat pada amal dan ilmunya,  sebaliknya yang amal dan ilmunya banyak tidak akan menyombongkan dirinya dengan amal dan ilmunya itu karena semuanya hanya pemberian Allah SWT.

Adapun orang yang berpegang pada Janji-Janji Allah SWT, bahwa Alloh akan membukakan jalan, kepada Hamba yang ada di Jalan-NYA, maka terus lah dengan Amalan yang Istiqomah, jangan berhenti, supaya yang ia akan lebih layak, untuk menerima karunia Allah SWT.

Dalam Perjalanan memperoleh Ma'rifatulloh tentunya banyak orang yang akan kecewa, ragu-ragu, patah semangat, bahkan putus asa, jika mereka semua masih bersandar pada sesuatu Selain Allah SWT. Misalnya ibadah banyak, malam sholat, siang puasa, shodaqoh dan sebaginya, tapi tidak wushul -wushul ibadahnya, malah ada perasaan biasa-biasa saja tidak ada cita-cita ibadah wushul, Maka dengan itu janganlah bersandar kepada selain Alloh, hanya kepada Allah kita berserah diri.

Seorang Hamba tidak punya pilihan selain dari Berserah diri (Taslim) kepada Allah SWT, karena Alloh yang mempunyai kuasa Mutlaq dalam menentukan  siap-siapa saja hamba yang layak untuk mengenali diri-NYA.

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa Allah SWT memberikan segala sesuatu terhadap makluknya baik dari Rizki dhohir ataupun Rizki Bathin semunya tidak terpengaruh atau terpaksa dengan apapun, yang dilakukan oleh hambanya. melainkan semuanya hanya dengan sifat Irodat nya Allah SWT (kehendaknya sendiri).

Wallahu A'lam Bishawab