Mbak Jumini dan Harap Besar Kampung Qur’an Merapi

Jumini adalah satu dari empat asatidz/ah TPA Darul Ilmi. Sosok yang biasa dipanggil Mbak Jum ini mengawali perujuangannya pada tahun 2015, yakni pasca erupsi Merapi meluluh lantakkan pemukiman warga di Dusun Kalitengah Kidul yang terjadi pada tahun 2010 silam.

Mbak Jumini dan Harap Besar Kampung Qur’an Merapi
Mbak Jumini dan Harap Besar Kampung Qur’an Merapi
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Suara lantang perempuan paruh baya terdengar cukup keras memenuhi ruangan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Darul Ilmi di Dusun Kalitengah Kidul, lereng atas Gunung Merapi. Di tempat inilah seorang pengajar Al-Qur’an itu berjuang dengan kesungguhan hatinya untuk mendidik anak-anak kampung agar dapat membaca Al-Qur’an dengan baik.

Di tempat ini hati mulianya berada dan berdampingan erat dengan hati anak-anak Kampung Qur’an Merapi. Ia bersama-sama anak-anak saban sore saling bersahutan melantunkan huruf demi huruf, ayat demi ayat, surat demi surat Al-Qur’an. Ia yang juga berusaha mengajarkan mereka agar kelak menjadi manusia yang Ahlul Qur’an dan mampu meneruskan syiar Islam khususnya di Kampung Qur’an Merapi.

Ialah bernama Jumini, ia adalah satu dari empat asatidz/ah TPA Darul Ilmi. Sosok yang biasa dipanggil Mbak Jum ini mengawali perujuangannya pada tahun 2015, yakni pasca erupsi Merapi meluluh lantakkan pemukiman warga di Dusun Kalitengah Kidul yang terjadi pada tahun 2010 silam.

Mbak Jum muda pada waktu itu adalah pemudi biasa yang setiap harinya mengantarkan anak kecilnya untuk mengaji di TPA. Namun seiring berjalannya waktu hatinya kian dekat dengan santri santri TPA dan lantas tergerak untuk ikut berjuang mendampingi anak anak kampung mengaji. Motivasi kuatnya adalah untuk belajar dan sekaligus mengamalkan ilmunya. Karena menurut ia ketika ilmu itu tidak diamalkan maka ilmu itu akan habis.

“Tahun 2015 itu mas, hati saya tergerak untuk ikut serta berjuang menemani Ustadz Aryo, Dai PPPA Daarul Qur’an untuk Kampung Qur’an Merapi. Saya berpikiran, ia yang jauh dari Temanggung saja mau berjuang di sini, masa’ saya yang warga sini tidak mau berjuang. Selain itu, semangat saya berjuang ya untuk belajar dan mengamalkan ilmu, karena meskipun orang itu banyak ilmunya tetapi kalau tidak diamalkan atau tidak diajarkan kepada orang lain, maka ilmu itu akan habis,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca penuh ketulusan.

Sudah tujuh tahun Mbak Jum istiqomah mendidik anak anak Kampung Qur’an Merapi, walaupun dengan segala keterbatasan dan kesulitan yang dihadapi, ia tetap ajeg mendedikasikan hidupya untuk perjuangan Islam. Kesabarannya terlukis di balik senyumnya setiap kali bertemu dengan anak anak TPA, menurut ia bertemu anak anak TPA itu sangatlah menyenangkan dan menggembirakan, walaupun tingkah mereka terkadang ramai, tetapi justru itu yang membuatnya semangat berangkat ke TPA Darul Ilmi.

“Anak-anak itu obat mas, kadang di rumah banyak masalah, tetapi kalau sudah bertemu anak-anak semua masalah itu seperti hilang. Senang, anak-anak itu menghibur walaupun kadang ramai tetapi tetap seru dan ajaibnya beban hidup yang banyak itu seakan hilang semua,” ucap ibu dua anak itu.

Mbak Jum memang orang biasa yang profesinya adalah penambang pasir di aliran sungai Gendol di Cangkringan, Sleman. Setiap empat hari sekali, Mbak Jum bersama sebagian warga Dusun Kelitengah Kidul pergi menambang pasir, berangkat pagi buta dan terkadang baru pulang waktu Maghrib.

Di sela kesibukannya, Mbak Jum masih menyempatkan waktunya untuk pergi mengajar anak-anak di TPA. Semangatnya seakan tak pernah pupus, cita-cita tingginya adalah mewujudkan kampungnya sebagai kampung yang benar-benar berintegritas sama seperti doa dalam nama besarnya, yakni “Kampung Qur’an Merapi.”

“Saya berharap perjuangan ini terus berjalan sepanjang waktu, sampai semua anak-anak kampung di sini bisa mengaji, bisa menghafal Al-Qur’an walaupun beberapa surat pendek, bisa mempelajari Islam dengan baik, jadi anak sholih dan sholihah yang membanggakan orang tuanya. Harapan besar saya nama Kampung Qur’an ini tidak hanya nama saja, tetapi juga benar-benar terwujud dan diterapkan oleh anak-anak dan semua warga di sini. Semua cinta Qur’an dan Islamnya kuat,” jelasnya dengan binar mata yang semakin terang.

Semoga perjuangan yang dilakukan Mbak Jumini dan pengajar Qur’an yang lain dapat membuahkan hasil yang baik terhadap pendidikan Al-Qur’an khususnya di Dusun Kalitengah Kidul tempat TPA Darul Ilmi berada, dan semoga perjuangan PPPA Daarul Qur’an untuk selalu membersamai dakwah Islam dengan mengirim para dai pengabdian dapat membantu mengawal kemajuan islam di Kampung Qur’an Merapi. Sehingga slogan “Membumikan Qur’an” akan benar benar terwujud dengan baik dan harapannya akan dapat terbentuknya masyarakat yang mempunyai jiwa Qur’ani. []

Penulis: Ustadz Ahmad Baidhowi Muklis, S.Pd