Penyakit Hati Dalam Islam

Ada berbagai penyakit hati dalam Islam yang sangat berbahaya. Beberapa di antaranya dapat mempengaruhi kualitas keimanan seseorang kepada Allah. Berikut adalah ulasan mengenai penyakit hati menurut agama Islam.

Penyakit Hati Dalam Islam
Ilustrasi - Penyakit Hati Dalam Islam/Freepik
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Penyakit Hati Dalam Islam - Islam adalah agama samawi yang didasarkan pada keyakinan akan satu Tuhan yang Maha Esa yaitu Allah. Ajaran Islam didasarkan pada Al-Quran, yaitu kitab suci sebagai wahyu Allah yang diterima oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan merupakan nabi terakhir dan penyempurna agama.

Islam memiliki lima rukun iman dan lima rukun Islam sebagai panduan bagi umatnya untuk mengembangkan hubungan dengan Allah dan sesama manusia. Selain itu, Islam juga memiliki ajaran moral yang mengajarkan untuk memelihara hubungan baik dengan orang lain, berbuat baik, berjihad melawan kejahatan dan keburukan, serta menumbuhkan kepedulian dan rasa empati terhadap sesama manusia.

Bagi umat Islam, ibadah merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, termasuk shalat lima waktu, puasa Ramadan, zakat, dan haji. Selain itu, umat Islam juga dianjurkan untuk membaca Al-Quran dan mengaji, serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan amal untuk membantu sesama.

Meski begitu, keimanan seseorang terkadang bisa naik dan turun. Salah satu penyebab turunnya iman adalah karena penyakit hati. Penyakit hati dalam Islam sendiri dapat mempengaruhi kualitas ibadah dan keikhlasan seseorang dalam beribadah maupun bermuamalah.

Apa Itu Penyakit Hati Dalam Islam?

Penyakit hati dalam Islam merupakan gangguan yang ada pada hati dan perasaan seorang muslim. Penyakit hati ini bukan merupakan penyakit yang menyangkut kesehatan secara medis seperti sakit liver, chirosis dan sebagainya.

Penyakit hati atau penyakit spiritual yang disebut dengan "maaridh al-qulub" merujuk pada berbagai jenis gangguan emosi dan psikologis yang dapat mempengaruhi kesehatan mental dan spiritual seseorang. Penyakit hati dalam Islam adalah gangguan yang berasal dari kelemahan dan kekurangan iman serta ketidakmampuan untuk memahami dan menerima kehendak Allah.

Penyakit hati ini juga dapat mempengaruhi perilaku dan perbuatannya. Allah telah menjelaskan tentang hal ini dalam Al-Quran:

Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir. (QS. At-Taubah ayat 125).

Dalam ayat di atas disebutkan bahwa penyakit iri hati dalam Islam dapat membawa kepada jurang kekafiran dan menyebabkan mati dalam keadaan kafir atau tidak beriman kepada Allah.

10 Penyakit Hati Dalam Islam

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam menyebut dalam haditsnya bahwa hati merupakan salah satu organ yang paling penting dalam tubuh manusia. Hati dapat mempengaruhi seluruh tubuh.

“Ketahuilah, di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Apabila segumpal daging itu baik, baiklah tubuh seluruhnya, dan apabila daging itu rusak, rusaklah tubuh seluruhnya. Ketahuilah olehmu, bahwa segumpal daging itu adalah kalbu [hati],” (H.R. Bukhari).

Penyakit hati dalam Islam sendiri ada beberapa macam. Semua jenis penyakit hati tersebut dapat mengikis keimanan seseorang kepada Allah. Berikut adalah 10 penyakit hati dalam Islam:

1. Penyakit Hati Dalam Islam Berupa Hasad

Penyakit hati yang pertama adalah hasad atau iri hati. Hasad juga disebut dengan dengki, yang mana merupakan sifat seseorang yang tidak suka jika orang lain mendapatkan kebahagiaan.

Hasad merupakan salah satu penyakit hati yang berbahaya karena dapat merusak hubungan sosial dan spiritual seseorang, dan dapat menghalangi kesuksesan dan kebahagiaan hidup.

Dalam Islam, hasad dianggap sebagai tindakan yang dilarang dan dikecam. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa ayat Al-Quran, misalnya dalam surat Al-Falaq ayat 5: "Dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki." 

Penyakit hasad juga disebutkan dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu”. (HR. Abu Dawud).

2. Penyakit Hati Dalam Islam Berupa Sombong

Sombong atau takabur dalam Islam adalah perilaku atau sikap merasa lebih tinggi dan lebih baik dari orang lain serta meremehkan atau merendahkan orang lain. Sombong adalah salah satu penyakit hati yang sangat dikecam dalam Islam karena dapat menghambat keberhasilan dan kesuksesan seseorang serta merusak hubungan sosial.

Dalam Islam, sombong dianggap sebagai tindakan yang tidak baik dan dilarang karena dapat menyebabkan seseorang menjadi sombong, meremehkan atau merendahkan orang lain, dan menganggap dirinya sebagai orang yang paling baik dan benar. Hal ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menganjurkan untuk senantiasa berpegang pada kebenaran dan selalu berusaha untuk memperbaiki diri agar lebih baik.

Allah berfirman dalam Al-Quran, "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung." (QS. Al-Isra ayat 37)

3. Penyakit Hati Dalam Islam Berupa Riya

Riya adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan seseorang untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa dirinya adalah seorang yang taat beragama atau memiliki amal kebaikan, namun sebenarnya tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan keridhaan Allah, melainkan untuk mendapatkan pujian, pengakuan, atau penghargaan dari orang lain. Riya adalah salah satu bentuk penyakit hati yang dapat menghambat keberhasilan dan kesuksesan seseorang serta mempengaruhi hubungannya dengan Allah.

Dalam Islam, riya dianggap sebagai tindakan yang sangat buruk dan dikecam karena dapat menyebabkan seseorang menjadi sombong, merasa bangga atas amalannya, dan menganggap dirinya lebih baik daripada orang lain.

Allah berfirman dalam Al-Quran, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (QS Al-Baqarah ayat 264).

4. Penyakit Hati Dalam Islam Berupa Kikir

Kikir dalam Islam adalah sifat atau perilaku yang menunjukkan sikap enggan memberikan atau memberikan sesuatu dengan hati yang tidak tulus atau dengan sedikit rasa keberadaan hati. Kikir sering dikaitkan dengan sikap pelit dan serakah, di mana seseorang tidak rela memberikan kebaikan atau bantuan kepada orang lain.

Allah juga menyinggung orang-orang yang kikir dalam Al-Quran, "Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al-Imran ayat 180).

5. Penyakit Hati Dalam Islam Berupa Ujub

Ujub dalam Islam adalah sifat atau perilaku yang menunjukkan rasa bangga atau merasa lebih dari orang lain atas amalan atau prestasi yang telah dicapai. Ujub sering dikaitkan dengan sikap sombong dan merasa diri lebih baik dari orang lain, sehingga dapat menghambat keberhasilan dan kesuksesan seseorang serta mempengaruhi hubungannya dengan Allah.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga menyebut ujub dapat membawa pada jurang kebinasaan. “Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).” (H.R. Abdur Razaq, hadist hasan).

6. Penyakit Hati Dalam Islam Berupa Cinta Dunia

Dalam Islam, cinta dunia dapat memiliki dua makna yang berbeda, yaitu cinta terhadap keindahan dan kebaikan yang diciptakan oleh Allah di dunia, dan cinta yang berlebihan terhadap kekayaan, kedudukan, dan kesenangan duniawi yang dapat mengganggu keseimbangan hidup seseorang dan mengganggu hubungannya dengan Allah.

Cinta terhadap keindahan dan kebaikan yang diciptakan oleh Allah SWT di dunia sangatlah dianjurkan dalam Islam, karena cinta ini dapat memperkuat hubungan seseorang dengan Allah. Namun, cinta dunia yang berlebihan dan tidak seimbang dapat mempengaruhi keseimbangan hidup seseorang dan mengganggu hubungannya dengan Allah.

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam juga pernah menyinggung perilaku cinta dunia dalam haditsnya. “ ... 'Akan datang suatu masa umat lain akan memperebutkan kamu ibarat orang-orang lapar memperebutkan makanan dalam hidangan,' Sahabat bertanya, 'Apakah lantaran pada waktu itu jumlah kami hanya sedikit, Wahai Rasulullah?'. Dijawab oleh beliau, 'Bukan, bahkan sesungguhnya jumlah kamu pada waktu itu banyak, tetapi kualitas kamu ibarat buih yang terapung-apung di atas laut, dan dalam jiwamu tertanam kelemahan jiwa,' Sahabat bertanya, 'Apa yang dimaksud kelemahan jiwa, Ya Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Cinta dunia dan takut mati'," (H.R. Abu Daud).

7. Penyakit Hati Dalam Islam Berupa Buruk Sangka

Buruk sangka disebut juga dengan su'udzan adalah adalah sikap negatif atau menduga buruk terhadap seseorang atau sesuatu tanpa alasan yang jelas atau bukti yang cukup. Dalam Islam, buruk sangka dianggap sebagai salah satu dosa besar yang harus dihindari karena dapat merusak hubungan sosial dan kepercayaan antara sesama manusia.

Allah melarang umat Islam memiliki sifat buruk sangka. Dalam Al-Quran Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain." (Surat Al-Hujurat ayat 12).

8. Penyakit Hati Dalam Islam Berupa Sum'ah

Sum'ah berasal dari kata sama'a yang maknanya adalah memperdengarkan. Artinta, sum'ah adalah perbuatan berupa memperdengarkan kebaikan kepada orang lain.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memperingatkan umat Islam dalam haditsnya, “Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah dan siapa yang berlaku riya maka akan dibalas dengan riya.” (HR. Bukhari)

Mak dari diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah adalah diumumkan aib-aibnya di akhirat di depan umat manusia. Sedangkan dibalas dengan riya, maka artinya adalah diperlihatkan pahala amalnya, akan tetapi tidak diberi pahala kepadanya.

9. Penyakit Hati Dalam Islam Berupa Taqtir

Taqtir bisa disebut dengan pelit. Orang-orang yang taqtir maka tidak mau jika sesuatu miliknya dibagi kepada orang lain secara cuma-cuma. Padahal pahala sedekah begitu luar biasa.

Allah berfirman dalam Al-Quran, “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran ayat180).

10. Penyakit Hati Dalam Islam Berupa Panjang Angan-angan

Penyakit hati terakhir yang tidak boleh dimiliki adalah panjang angan-angan. Perilaku ini sangat berbahaya karena seseorang akan terlalu fokus dengan keinginannya sehingga melalaikannya dari perkara wajib dan kebaikan lainnya. Seolah banyak waktu yang dimilikinya untuk menjalankan kewajiban tersebut setelah angan-angannya tercapai.

“Orang berakal adalah yang tidak panjang angan-angannya. Karena, siapa saja yang kuat angan-angannya, maka amalnya lemah. Siapa saja yang dijemput ajalnya, maka angan-angannya pun tidak ada gunanya. Orang berakal tidak akan meninggal tanpa bekal; berdebat tanpa hujah dan berbenturan tanpa kekuatan. Dengan akal, jiwa akan hidup; hati akan terang; urusan akan berjalan dan dunia akan berjalan.” (Ibn Hayyan al-Basti, Raudhatu al-‘Uqala’ wa Nuzhatu al-Fudhala’)

Penyebab Penyakit Hati dalam Islam

Penyakit hati begitu berbahaya sehingga perlu dijauhi. Namun, apa sebenarnya penyebab penyakit hati tersebut? Berikut penjelasannya:

1. Kurangnya Keimanan kepada Allah

Penyebab penyakit hati dalam Islam yang pertama tentu saja karena kurangnya keimanan kepada Allah. Hati yang tidak memiliki keimanan kepada Allah maka akan diselimuti dengan keburukan dan timbul penyakit-penyakit hati.

2. Mengeluh

Mengeluh adalah perbuatan yang tidak baik. Seorang manusia yang terlalu banyak mengeluh akan menjadi malas dan dengki.

“Sesunguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir.” (QS. Al-Ma’arij ayat 19-21).

3. Tidak Bersyukur

Bersyukur adalah merasa cukup atas apa saja yang diberikan Allah kepadanya. Orang yang tidak bersyukur maka akan berpotensi menyebabkan berbagai penyakit hati.

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah ayat 172).

4. Berbuat Maksiat

Perbuatan maksiat kepada Allah akan menyebabkan hati seorang muslim menjadi keras dan sulit menerima nasihat baik dari orang lain. Ahli maksiat akan menjadi egois, kotor dan mudah marah.

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS. Yusuf ayat 53).

5. Tidak Berdzikir kepada Allah

Dzikir adalah cara seorang muslim mengingat Allah. Orang yang melupakan dzikir kepada Allah maka hatinya mudah dimasuki hal-hal negatif.

"Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS. Al-Ahzab ayat 41).

6. Syirik

Syirik merupakan salah satu dosa besar dalam Islam. Perbuatan syirik juga menjauhkan seseorang dari rahmat Allah.

"Sesungguhnya jika engkau berbuat syirik, niscaya hapuslah amalmu, dan benar-benar engkau termasuk orang yang rugi”. (QS. Az-Zumar ayat 65).

Cara Mengobati Penyakit Hati Dalam Islam

Ada berbagai cara menyembuhkan penyakit hati jika seseorang sudah teranjur terjatuh di dalamnya. Berikut adalah cara mengobati penyakit hati dalam Islam:

1. Dzikir dan Doa

Cara menyembuhkan penyakit hati yang pertama tentu saja dengan memperbanyak dzikir dan doa kepada Allah. Karena dzikir dan doa dapat membantu kita memperkuat iman dan taqwa, serta menenangkan hati dan pikiran.

2. Meningkatkan Keimanan

Selain itu, bisa juga dengan meningkatkan ketaatan kepada Allah, yaitu menjalankan ibadah yang dianjurkan dalam Islam, seperti shalat, membaca Al-Quran, dan berinfaq. Dengan semakin dekat kepada Allah, hati kita akan menjadi lebih tenang dan damai.

3. Menjaga Hubungan Baik

Cara berikutnya adalah dengan menjaga hubungan baik dengan orang lain, baik dengan keluarga, sahabat, tetangga, maupun lingkungan sekitar. Kita harus belajar untuk menghargai perbedaan dan menerima kekurangan orang lain, serta berusaha untuk selalu berbuat baik dan memaafkan.

4. Menjauhi Perbuatan Dosa

Menjauhi perbuatan dosa adalah salah satu cara untuk menyembuhkan penyakit hati.  Caranya bisa dengan menghindari sumber-sumber yang dapat memperburuk penyakit hati, seperti hasad, ujub, riya, kikir, dan buruk sangka. 

Mengobati penyakit hati dalam Islam tidaklah mudah dan memerlukan usaha yang terus-menerus. Namun, dengan tekad yang kuat dan bantuan dari Allah, maka seseorang dapat mengatasi penyakit hati dan menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar.

5. Sedekah

Sedekah juga merupakan salah satu cara untuk menyembuhkan penyakit hati yang ampuh. Sedekah adalah memberi sebagian rezeki kepada orang lain. Jika dilakukan dengan ikhlas sedekah akan membuat seseorang akan merasa lebih nyaman.

Salah satu tempat untuk bersedekah yang paling aman adalah lembaga pengelola sedekah seperti PPPA Daarul Qur'an. Ada berbagai program sedekah yang ditujukan untuk santri penghafal Qur'an, dhuafa hingga guru ngaji.

Itulah pembahasan mengenai penyakit hati dalam Islam yang harus diperangi dan segera dijauhi. Islam juga menyarankan setiap muslim agar dapat menghindari penyakit hati dan berusaha untuk memperbaiki diri melalui introspeksi dan refleksi diri, serta berusaha untuk selalu berpegang pada ajaran-ajaran Islam yang benar dan menjalankan ibadah dengan ikhlas.

Anda bisa berpartisipasi dalam program sedekah penghafal Quran bersama Laznas PPPA Daarul Qur'an. Klik di sini untuk berdonasi. Semoga Allah memberikan kesehatan dan menerima setiap amal ibadah kita. Aamiin.