Rumah Tahfidz Jadi Role Model Lahirnya Penghafal Al-Qur'an

Rumah Tahfidz Jadi Role Model Lahirnya Penghafal Al-Qur'an
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Mendidik anak menjadi seorang penghafal Al-Qur’an telah menjadi tren positif dalam gaya hidup umat Islam dewasa ini. Salah satu fenomenanya adalah dengan bermunculannya lembaga-lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang memberikan pendidikan khusus untuk menghafal Al-Qur’an.

Sebagai lembaga yang inti gerakannya adalah dakwah tahfidzul Qur’an, PPPA Daarul Qur’an juga ikut ambil bagian dalam tren positif ini. Salah satunya adalah dengan membina ribuan rumah tahfidz dan puluhan ribu santrinya.

Rumah-rumah tahfidz yang kini telah tersebar sebanyak 1.178 titik, di 124 kabupaten, 26 provinsi ini bernaung di bawah Rumah Tahfizh Center (RTC). Tak hanya memayungi, RTC juga menyiapkan kurikulum pendidikan tahfidz yang kini telah digunakan di hampir seluruh rumah tahfidz di Indonesia. Diantaranya adalah pendidikan tajwid, tahsin, dan tahfidz. Kemudian dilengkapi dengan dirasah Islamiyah, kitab kuning hingga pengembangan keterampilan sesuai minat dan bakat santrinya.

Meski demikian, kegiatan menghafal Al-Qur'an tetap menjadi konsentrasi utama rumah tahfidz. Penerapan yang dilakukan kepada santri bermula pada pendidikan tajwid dan tahsin terlebih dahulu. Kemudian diteruskan dengan tahfidz atau menghafal Al-Qur'an.

Ada beberapa metode yang dilakukan para assatidz di rumah tahfidz dalam mendidik santrinya. Harapannya, dengan metode-metode tersebut santri dapat menghafal Al-Qur'an dengan lebih nyaman, sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Dengan sistem setoran ziyadah atau baru, dan murojaah atau mengulang, para santri diharap dapat menjaga hafalan Al-Qur'annya dengan baik. Maka, hafal 30 juz bukan lagi sebuah hal yang asing. Karena, metode dan penerapan yang sesuai dapat melahirkan hafalan yang berkualitas.

Seperti yang dilakukan oleh Rumah Tahfizh Daarul Qur'an Kadudampit, Sukabumi, Bogor. Rumah Tahfidz yang dinakhodai Ustadz Sabiqul Khoir ini membina 15 santri mukim dan 70 santri nonmukim yang berasal dari Sukabumi dan sekitarnya.

"Rumah Tahfidz Daarul Qur'an Kadudampit, Sukabumi, didirikan sebagai upaya untuk mendidik para pemuda dan pemudi Islam agar memiliki keahlian membaca dan menghafal Al-Qur'an serta ilmu keislaman, sehingga terwujudnya para generasi penghafal Al-Qur'an yang Qur'ani," tutur Ustadz Sabiqul Khoir atau akrab disapa Ustadz Sabiq.

Sebagian dari santri di Rumah Tahfidz Daarul Qur'an Kadudampit telah memiliki hafalan 30 juz. Sebagian lainnya tengah dalam ikhtiarnya untuk menyelesaikan hafalannya.

Tidak sedikit dari santri di Rumah Tahfidz Daarul Qur'an Kadudampit yang berkesempatan untuk menjadi wisudawan di acara Wisuda Akbar dan Wisuda Tahfidz Nasional yang digelar setiap tahun. Terbukti, pada acara Wisuda Tahfidz Nasional 2019 terdapat dua santri dari pesantren ini yang diwisuda setelah selesai menghafal 30 juz.

Untuk menunjang keberhasilan santri dalam menghafal Al-Qur'an, Ustadz Sabiq menerapkan metode Al-Barqi bagi pemula dan juz 30. Sedangkan bagi santri yang sudah bisa membaca Al-Qur'an dengan baik diterapkan sistem One Day One Ayat khusus santri nonmukim, serta target satu hari satu lembar untuk santri mukim.

Selain pendidikan tahfidz, Pesantren ini memiliki materi lain, diantaranya pembelajaran kitab kuning yang terdiri dari fiqih, aqidah, nahwu shorof, hadist dan tarikh Islam. Tidak hanya itu, bahasa Arab, khatil Qur'an atau menulis indah Al-Qur'an, tausiyah, public speaking dan enterpreuneur pun diterapkan untuk para santrinya.

"Salah satu tujuannya adalah agar terwujudnya santri yang memiliki kompetensi keilmuan di bidang agama, dan life skill lainnya," ucap Ustadz Sabiq. (dio/ara/mnx)