Ustadz Abdul Somad : Wakaf Produktif Memajukan Umat

Ustadz Abdul Somad : Wakaf Produktif Memajukan Umat
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Ustadz Abdul Somad menilai wakaf merupakan salah satu ibadah yang dicintai Allah. Menurutnya, masyarakat Indonesia saat ini masih mengira wakaf hanya untuk Tempat Pemakaman Umum (TPU) dan tempat ibadah. Padahal ada jenis wakaf yang dapat mendatangkan lebih banyak manfaat bagi pengelola maupun umat yaitu wakaf produktif.

"Ini (wakaf TPU) wakaf pasif, ini wakaf yang tidak berkembang di Indonesia. Makanya sekarang negara kita membuat yang namanya Badan Wakaf Indonesia (BWI). Saya kuliah di Al-Azhar, Mesir. Mesir itu kaya, tapi ada yang lebih kaya dari negara, apa dia? Al-Azhar!,” seru Ustadz Abdul Somad  dalam ceramahnya di kawasan Jakarta Timur beberapa waktu lalu.

“Dulu negara (Mesir) minjam uang ke Al-Azhar, karena tanah wakaf Al-Azhar didirikan apartemen, hotel, itu disewakan, uangnya untuk Al-Azhar. Makanya, kuliah dari mulai TK, SD, SMP, SMA, S1, S2, S3, gratis di Al-Azhar," sambungnya.

Tak hanya itu, Ustadz Abdul Somad pun menceritakan pemanfaatan dana wakaf yang luar biasa lainnya. Ia mengisahkan salah seorang rekan kuliahnya yang kala itu sakit parah dan tidak punya biaya untuk operasi. Namun hanya dengan menunjukkan kartu pelajar Al-Azhar, mahasiswa atau sahabat Ustadz Abdul Somad akhirnya mendapatkan penanganan rumah sakit gratis tanpa dipungut biaya sepeser pun.

Itu semua karena pengelolaan dana wakaf Al-Azhar yang sangat baik. “Sebagai umat yang dijanjikan surga oleh Allah, sudah sepantasnya lebih giat mengejar surga dibandingkan umat manapun. Tentunya selain ibadah badani yang dilakukan setiap hari dengan sholat, zikir, dan lain sebagainya, lengkapi pula dengan zakat, infak, sedekah dan wakaf,” ucap UAS sapaan akrab Ustadz Abdul Somad.

Baginya, wakaf produktif merupakan program yang paling tepat untuk memajukan ekonomi dan kesejahteraan umat serta kembalinya peradaban Islam yang berjaya. Indonesia menjadi negara dengan jumlah muslim terbanyak di dunia. Karenanya ia menilai jangan sampai hal ini hanya sekadar data belaka, akan tetapi diiringi pula dengan kemajuan umat Islam dan dunia dakwahnya.

“Salah satu yang tengah gencar di Indonesia adalah bidang tahfizhul Qur'an. Maka, memanfaatkan wakaf untuk dakwah tahfizhul Qur'an di bumi pertiwi merupakan pilihan tepat untuk membuktikan bahwa Indonesia bukan hanya tentang seberapa banyak angka pemeluk agama Islamnya, namun juga pemberdayaan dana umat untuk mensejahterakan kehidupan umat,” tutur UAS.

Setelah resmi menjadi nadzir wakaf dan tercatat oleh BWI pada 2018 lalu, PPPA Daarul Qur’an tengah gencar menggerakan wakaf produktif. Hasilnya digunakan untuk program-program kesejahteraan umat, salah satunya pembangunan Institut Daarul Qur’an, kampus yang diharapkan dapat melahirkan sarjana-sarjana berjiwa Qur’ani yang mampu memajukan peradaban Islam di Indonesia dan dunia. (dio/ara)