Pernah Jadi Kuli Bangunan, Santri Rumah Tahfidz Al-Asy’ariyyah Berhasil Hafal 25 Juz
Latar belakang seseorang tidak selalu mempengaruhi prestasinya. Hal itulah yang dibuktikan oleh Saiful, santri Rumah Tahfidz Al-As’ariyyah Grobogan. Meski pernah menjadi kuli bangunan, ia berhasil menjadi penghafal Al-Qur'an.
Latar belakang seseorang tidak selalu mempengaruhi prestasinya. Hal itulah yang dibuktikan oleh Saiful, santri Rumah Tahfidz Al-As’ariyyah Grobogan. Meski pernah menjadi kuli bangunan, ia berhasil menjadi penghafal Al-Qur'an.
Pemilik nama lengkap Muhammad Saiful Hadi adalah putra ketiga dari pasangan Bapak Basuki dan Ibu Sunarti. Selain hafal Al-Qur'an, ia juga sukses meraih prestasi sebagai santri terbaik saat ujian periodik kategori 25 juz pada Ahad (6/3) lalu.
Kesuksesan Saiful bukanlah suatu hal yang diperoleh secara instan. Santri kelahiran Grobogan ini sempat harus berhenti menghafalkan Al-Qur'an karena harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Saiful, menceritakan bahwa ia sempat bekerja sebagai kuli bangunan selama 3 setengah tahun. Waktu itu ia baru lulus SMP dan telah mengantongi hafalan 15 juz.
Setelah memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri tidak melunturkan semangat Saiful untuk kembali mondok dan menyelesaikan hafalan Al-Qur’annya. Usai bekerja ia masih tetap kembali mondok dan bertekad menyelesaikan hafalannya sampai tuntas 30 juz.
Semangat yang begitu tinggi ini Saiful dapatkan tidak lain dari gurunya sendiri yaitu Kyai Mukarom selaku pengasuh Rumah Tahfidz Al-Asy’ariyyah yang terletak di pelosok Grobogan.
Selain menjadi seorang hafidz Qur'an, cita-cita Saiful begitu sederhana. Ia hanya ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi umat, berbakti kepada orang tua, serta dapat terus mengaji sampai ajal menjemput.
Pria 26 tahun ini berpesan, “bagi teman-teman yang ingin, sedang, atau sudah menghafal Al-Qur'an selalu ingat bahwa yang paling penting adalah istiqomah, istiqomah nderes (ngaji), lanyah gak lanyah (lancar gak lancar) yang penting nderess (ngaji).”