PPPA Daarul Qur'an Bersama Palestina
Konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel masih berlangsung hingga saat ini. Akibatnya, ribuan warga Palestina telah menjadi korban. Bahkan wilayah Palestina pun semakin menyusut.
Seiring dengan hal tersebut, pada 2013 silam PPPA Daarul Qur'an mendirikan Rumah Tahfidz Daarul Qur'an di Gaza hasil dari donasi masyarakat Indonesia. Hingga saat ini Rumah Tahfidz itu telah menjadi tempat belajar dan menghafal Al-Qur'an bagi anak-anak Gaza.
Dibawah asuhan Abdillah Onim, Rumah Tahfidz Daarul Qur'an Gaza telah menjadi rumah kedua bagi anak-anak di jalur Gaza.
Meski demikian, banyak cobaan yang dialami santri Rumah Tahfidz Daarul Qur'an Gaza. Beberapa yang membekas di benak mereka adalah pemboman yang terjadi satu tahun setelah didirikannya bangunan tersebut.
Saat itu, Juli 2014, serangan bom membabi buta Israel yang meluluhlantakkan bangunan-bangunan di Gaza, ternyata juga turut menghancurkan Rumah Tahfidz Daarul Qur'an Gaza. Padahal, Rumah Tahfidz tersebut baru diresmikan beberapa waktu sebelumnya.
Alhamdulillah, menurut Abdillah Onim, meski bangunan hancur tak ada korban dalam insiden itu. Para santri selamat dan dapat segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Tak sampai di situ, belum lama ini bangunan Rumah Tahfidz Daarul Qur'an Gaza pun kembali digempur oleh tentara Israel. Tepatnya pada Senin (14/6/2021) lalu. Serangan pesawat tempur Israel dikabarkan telah menghancurkan bangunan Rumah Tahfidz.
Senin sore itu pesawat tempur Israel menggempur Rumah Tahfidz Daarul Qur'an Gaza dan mengakibatkan kerusakan hingga 85 persen. Abdillah Onim mengatakan ada 12 roket yang diluncurkan Israel ke gedung tempat anak-anak belajar Al-Qur'an itu.
Meski demikian, tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hal ini karena sejumlah santri yang menempati bangunan itu telah mengungsi sejak pertama kali terjadi serangan di sekitar Rumah Tahfidz Daarul Qur'an Gaza.
Namun tak lama kemudian, kabar duka justru terdengar dari salah satu santri Rumah Tahfidz Daarul Qur'an Gaza bernama Saber Suleiman. Ayahnya wafat dalam serangan yang terjadi di area tempat tinggalnya.
Dalam sebuah video, Saber terlihat sangat kehilangan ayahnya. Ia menangis sambil berlari menuju iring-iringan jenazah sang ayah. Saber juga menangis histeris dan memanggil-manggil ayahnya saat menyaksikan jenazah dikebumikan.
Ayah Saber adalah satu dari 192 warga Palestina yang syahid dalam runtutan serangan Israel ke Palestina. Selain itu ada 1.235 warga Palestina lainnya yang mengalami luka-luka. Tak hanya itu, sejumlah bangunan termasuk rumah, lembaga media hingga rumah sakit juga menjadi sasaran serangan Israel.
Begitu banyak kesedihan yang dirasakan oleh warga Palestina. Oleh karena itu, PPPA Daarul Qur'an telah berkomitmen untuk mendampingi warga di sana. Melalui donasi dari masyarakat Indonesia, PPPA Daarul Qur'an berikhtiar untuk mendukung warga Palestina.
Direktur Utama PPPA Daarul Qur'an, Abdul Ghofur mengatakan bahwa Palestina adalah saudara yang harus didampingi. Mereka sangat membutuhkan bantuan dari umat muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
"PPPA Daarul Qur'an berikhtiar untuk anak-anak dan warga Palestina, Rumah Tahfidz Daarul Qur'a Gaza adalah pintunya, yuk kita doakan mereka, dampingi mereka," ujar Ghofur.
Ia berharap dukungan dari PPPA Daarul Qur'an dan seluruh masyarakat Indonesia dapat meringankan beban warga Palestina yang terus berada dalam tekanan berat. "Kita bersama Palestina!," seru Ghofur. []