Ungkapan Hati Para Pekerja yang Membangun Institut Daarul Qur'an
Sejak prosesi peletakan batu pertama pada April 2019 silam, pembangunan kampus Institut Daarul Qur'an (Idaqu) sudah banyak mengalami perkembangan. Saat ini, di lokasi pembangunan sudah terlihat bentuk bangunan masjid, 11 ruang kelas dan kamar mandi. Tentu saja, semua itu tak terlepas dari upaya para pekerja bangunan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Ternyata, semangat mereka dalam membangun kampus Idaqu didasari rasa bangga karena dapat berkontribusi untuk pembangunan kampus pembumi Al-Qur'an. Mereka merasa bahwa tenaga yang digunakan untuk bekerja akan lebih bermanfaat karena diperuntukkan bagi dakwah tahfidzul Qur'an.
Hal tersebut diutarakan oleh sejumlah pekerja, misalnya saja Andri. Lelaki asal Banyumas, Jawa Tengah itu telah lama melanglang buana di dunia kerja maupun usaha. Namun, ia meyakini bahwa bekerja untuk pembangunan kampus Idaqu berbeda, salah satu alasannya karena dapat mendulang pahala lebih banyak.
"Ada rasa bangga, karena tempat ini nantinya jadi tempat ibadah, juga melahirkan generasi penerus, jadi da'i, ustadz, dan saya ikut membangun di sini," tutur Andri saat ditemui di lokasi pembangunan masjid kampus Idaqu.
Selain Andri, kebanggaan tersebut juga disampaikan oleh Sofar, salah satu pekerja yang kala ditemui sedang mengukur tiang-tiang di ruang kelas Idaqu. Sofar yang sudah tiga bulan berikhtiar membangun kampus Idaqu mengaku senang karena apa yang ia lakukan di proyek tersebut dapat bermanfaat bagi para penghafal Al-Qur'an.
"Alhamdulillah, bangga bisa membangun di sini, tenaga saya di sini bisa bermanfaat buat penghafal Qur'an," jelas Sofar.
Setelah menyelesaikan pembangunan 11 ruang kelas dan kamar mandi, para pekerja bangunan akan merapihkan halaman dan jalan di depan ruang kelas. Kamudian melanjutkan pembangunan ruang-ruang kelas di lokasi yang sudah ditentukan.
PPPA Daarul Qur’an mengajak seluruh masyarakat untuk terlibat mewujudkan berdirinya kampus untuk para pembumi Al-Qur’an. Semoga keberkahan Al-Qur’an yang didawamkan para penghafal Al-Qur’an serta Idaqu itu sendiri menjadi amalan yang terus mengalir untuk para donatur. (dio/ara)